tag:blogger.com,1999:blog-87869005944310197382023-11-15T07:17:19.998-08:00hey i love sexcerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-81490155899380144292009-06-11T05:16:00.000-07:002009-06-11T05:20:25.201-07:00Luffi Stop Okay ?Setting cerita ini adalah pada saat Luffy, Zorro, Usopp, Tony Chopper, Sanji, Vivi dan Nami, sedang melanjutkan perjalanan menuju Arabasta. Pada suatu hari saat dalam perjalanan, Usopp mengatakan bahwa ia telah menemukan sebuah pulau yang penuh dengan kota, lalu Nami mengatakan bahwa itu adalah Woman Island, keterangannya tidak lengkap, kotanya lumayan besar, penduduknya semuanya adalah wanita, dan Nami mengatakan bahwa mereka tidak akan menemukan hal yang menarik disana, tetapi karena Sanji kekurangan bahan makanan ia merekomendasikan kepada Luffy agar mampir terlebih dahulu. (percakapan tokoh tokoh di cerita saya memakai sistem naskah drama).<br /><br />Sanji: "Hey Luffy, kita kekurangan makanan apa sebaiknya kita mampir terlebih dahulu?"<br />Luffy: "Tidak masalah he he, aku juga mau bertualang. Nanti beli daging yang banyak ya Sanji, he he"<br />Zorro: "Dasar bodoh, kau mau bertualang kemana? Seluruh pulau itu dipadati kota".<br />Luffy: "Tidak masalah, yang penting bertualang!"<br />Zorro: "Memangnya kau mengerti apa yang kubicarakan?"<br />Chopper: "Sudahlah Zorro, aku juga mau beli obat obatan disana."<br /><br />Chopper lalu mendekati Nami.<br /><br />Chopper: "Nami, bisa minta 50.000 berry? Aku mau beli peralatan dokter sekaligus obatnya"<br />Nami: "Tentu saja boleh, tapi bunganya 3x lipat"<br />Chopper: "Apaa? Mentang mentang aku rusa, Bukankah ini untuk kita bersama?"<br />Nami: "Tugas dokter bukan urusanku, mau atau tidak?"<br /><br />Setelah dengan berat hati chopper pun menerimanya.<br /><br />Sanji: "Apa kau keberatan Vivi sayaang?" ^_^<br />Vivi: "Kalau Cuma sekedar membeli perbekalan sih tidak apa apa kok Sanji, lagipula kata Nami arabasta jaraknya tak begitu jauh lagi."<br />Sanji: "Oke Vivii ^_^!"<br /><br />Merekapun merapat, tetapi disana tidak ada orang sama sekali. Sanji pergi ke toko bahan makanan, Usopp pergi bersama chopper ke toko peralatan. Nami tinggal dikapal, Luffy menemaninya untuk jaga jaga agar Nami aman dari musuh, Vivi pergi bersama Karuu dan Zorro berjalan jalan mengelilingi pulau tetapi mereka berpisah di tengah jalan karena Zorro tiba tiba mengantuk. Lalu tidur siang.<br /><br />Karuu: "Kwek?" (sambil menujuk Zorro dengan sayapnya)<br />Vivi: "Biarkan saja Mr Bushido tidur (panggilan Vivi terhadap Zorro), lebih baik kita mencari seseorang dipulau ini."<br /><br />Sementara itu dikapal, Luffy yang sedang bengong mulai menggerutu.<br /><br />Luffy: "Huh.. Kenapa aku yang harus menemanimu?"<br />Nami: "Kenapa? Kau keberatan bersamaku?<br />Luffy: "Aku kan juga mau lihat lihat isi pulau itu."<br />Nami: "Kita harus waspada, siapa tahu disini banyak angkatan laut yang menunggu untuk menyergap kita."<br />Luffy: "Ah gampang, aku kan bisa menghajar mereka semua?"<br />Nami: "Kau benar benar susah diatur, anggap saja kau temani aku sebagai ganti kau merusakkan jaket dinginku dulu di drum island"<br />Luffy: "Waah (hu-uh).. Kau curang"<br />Nami: "Terserah apa katamu" Luffy pun duduk menunggu sambil cemberut.<br /><br />Di bukit. Zorro yang sedang tertidur diangkat seseorang dan dibawa entah kemana. Dia tidak menyadarinya karena ia tidur pulas sekali. Di toko peralatan sebuah kerangkeng besi jatuh dan mengurung Chooper. Ia sangat terkejut sekali, Lalu sebuah boneka setan-setanan jatuh dari atap dan membuat Usopp jatuh pingsan dengan mulut berbuih. Mereka lalu dibawa seseorang di toko makanan, sekumpulan wanita mengepung Sanji dan menangkapnya, Sanji tidak bisa melawan wanita karena ia adalah orang yang sangat menghargai wanita, saat diseret ia malah kegirangan sambil berkata yang bukan bukan.<br /><br />Vivi dan Karuu aman aman saja. Di kapal ada seorang ninja wanita memasuki dek diam diam lalu membuka sebuah botol aneh yang menyebarkan bau wangi. Saat Luffy menciumnya badannya terasa panas dan merasa ada perubahan yang aneh pada barang pribadinya, saat melihatnya ia pun panik.<br /><br />Luffy: "Whuaa.. Namii!"<br /><br />Luffy berlari ke arah Nami yang sedang duduk di dekat pohon jeruknya sambil minum teh dengan santai.<br /><br />Nami: "Kenapa ribut ribut?"<br /><br />Luffy membuka celananya lalu menarik penisnya hingga panjang sekali (dia kan manusia karet jadi wajar dong) lalu ditunjukkannya ke Nami.<br /><br />Luffy: "Kenapa barangku menjadi keras begini Nami?"<br /><br />Wajah Nami memerah saat Luffy menunjukkan penisnya.<br /><br />Nami: "Singkir kan itu dari pandangan ku!"<br />Luffy: "Iya iya kok marah sih? Tapi apa kau tahu aku ini kenapa?"<br /><br />Kata Luffy sambil menarik lagi celananya sambil merasa cemas.<br /><br />Nami: "Masa begitu saja kau tak tahu? Kau kan sudah dewasa, itu tandanya kau terangsang Luffy."<br />Luffy: "Emangnya apa yang membuatku terangsang begini Nami?"<br />Nami: "Yah.. Macam macam bisa pikiran jorok atau jangan jangan kau melihat perempuan tanpa busana didekat sini ya? Dasar jahil"<br /><br />Ninja wanita yang memberikan obat tersebut keheranan melihat Luffy masih bisa mengendalikan diri walau sudah terangsang, iapun menambah dosisnya. Tapi tanpa sengaja aroma obat itu juga mengenai Nami, muka Nami pun perlahan-lahan memerah.<br /><br />Nami: "Haah.. Kenapa tiba tiba udara panas ya?"<br />Luffy: "Ah masa? Biasa saja kok! Jangan jangan sakit yang kemarin kambuh lagi? (bagi yang setia menonton anime one piece pasti tahu Nami dulu sakit apa), aku antar ya kekamar ya Nami."<br /><br />Luffy lalu mengangkat Nami, Nami sedikit terkejut, jantungnya berdebar debar, dalam hatinya ia berpikir mengapa ia merasa begitu, tapi Luffy sama sekali tak bermaksud apa apa, dia hanya mau menolong Nami. Tanpa sengaja Luffy memegang pantat Nami yang membuat rangsangannya semakin menjadi jadi, vagina Nami sedikit demi sedikit mengalirkan cairan dari liang kewanitaannya, celana dalam Namipun menjadi lembab.<br /><br />Nami: "Uhh ah.." Desahnya pelan.<br />Luffy: "Kenapa Nami?"<br />Nami: ".. Eng.. Tidak apa apa.."<br /><br />Mereka akhirnya sampai ke kamar Nami, Luffy lalu menidurkan Nami, Nami terlihat menderita, dia memegang selangkangannya terus sambil merem melek menghembuskan nafas hangat, Luffypun heran.<br /><br />Luffy: "Istirahat ya Nami, aku keluar dulu mencari rusa kutub (chopper), biar ia mengobatimu"<br /><br />Saat Luffy mau beranjak keluar tiba tiba Nami bangkit dari kasur dan berlari menghalangi pintu.<br /><br />Luffy: "Lho kok cepat sekali sembuhnya Nami?"<br /><br />Luffy sedikit bingung wajah Nami yang merah dan menyipit itu terlihat haus akan sesuatu, dia lalu mendekati Luffy secara perlahan. Luffy yang melihatnya, berulang kali merasa heran. Nami lalu mencengkram kedua tangan Luffy menariknya dan merebahkannya ke ranjang.<br /><br />Luffy: "Waa Nami, kau kenapa?"<br /><br />Tanpa memberi aba aba Nami lalu mencium bibirnya Luffy secara bernafsu sekali dan membuat bibir manusia karet itu sedikit tertarik tarik, Luffy terkejut tapi ia membiarkan Nami bergerak bebas diatas tubuhnya. Setelah itu Nami membuka kancing baju Luffy dan celana pendeknya, dia mengambil topi jerami dari kepala Luffy lalu dilemparkan ke atas meja, Nami meraih penis Luffy dan mulai mengulumnya.<br /><br />Luffy: "Ah ha ha ah haa haa! Nami geli nih ah ahaa ha ha! Aduh duh"<br /><br />Luffy tertawa tawa kegelian akibat kuluman Nami yang mengilukan. Nami lalu mengocoknya hingga penis Luffy memanjang memendek seperti karet yang ditarik tarik tetapi Luffy menikmatinya sambil tertawa tawa, Nami membuka baju atasan nya dan celana roknya juga baju dalam nya. Dan akhirnya Namipun bugil dihadapan Luffy, mata Luffy mendongak melihat keadaan itu. Payudara Nami yang besar itu membuat rangsangan di penis Luffy semakin menjadi jadi.<br /><br />Nami: "Peluk aku Luffy.."<br /><br />Pinta Nami memelas. Luffy akhirnya memeluknya lalu Nami membalikkan badannya higga Nami berada dibawah sekarang, payudara Nami yang bergoyang goyang itupun diraih Luffy dan diremasnya, remasan Luffy membuat Nami menggigit jari kenikmatan, lalu Luffypun mengulum pentil dada Nami yang merah muda itu, Nami merintih dengan lembut, Nami mengambil penisnya Luffy lalu diarahkan ke arah vaginanya yang berbulu tipis itu, Luffy sedikit terkejut.<br /><br />Nami: "Uhh teruskan Luffy jangan ditahan ahh."<br />Luffy: "Nami, dimasukin nih? Memangnya enggak apa apa?"<br /><br />Luffy berkata begitu karena melihat Nami memejamkan mata sambil mengerutkan dahi serta mengeratkan gigi, Nami terlihat sakit dimata Luffy yang polos itu.<br /><br />Nami: "Tidak, aku tidak apa apa.. Ahh.. Tekan Luffy, tekan.. Ah.."<br /><br />Luffy pun menurut dia mengangkat kedua paha Nami sehingga kedua paha Nami berada dipundaknya sekarang, sambil menahan paha Nami, Luffy lalu menekan penis nya di vagina Nami, awalnya hanya kepala penisnya saja yang masuk tapi sedikit demi sedikit pun penis Luffy akhirnya masuk seluruhnya.<br /><br />Luffy: "Eghh.. Hangat.. Nami"<br /><br />Nami membuka mulutnya dan menghembus kan nafas seperti tersengal sengal.<br /><br />Nami: "Hah.. Hah.. Hah.. Ah luf.. Fy hah.. Hah.."<br /><br />Luffy pun menggenjotnya dengan penuh semangat, Nami mengelepar gelepar seperti ikan yang jatuh didarat, badan atas nya berkali kali berputar kekanan kiri, Nami menjerit keras dan akhirnya mengalami orgasme, cairan hangat mengalir di antara vaginanya, sedikit darah mencampuri cairan itu akibat selaput dara Nami yang robek. Sekitar 20 menit permainan itu berlangsung, Nami meminta Luffy terlentang dan ia memasukkan penis Luffy kembali ke dalam vaginanya, sekarang Nami yang menguasai permainan.<br /><br />Sementara mereka asyik bermain, Zorro yang sedang terikat dengan tambang merasa dirinya terancam melihat sekumpulan prajurit wanita berusaha menelanjanginya ia lalu melepas sepatunya dan meraih pedangnya dengan kakinya, dan dengan pedang dikakinya Zorro membabat habis mereka. Setelah memotong tambang yang mengikat dirinya Zorro pun pergi dari situ. Sementara itu Usopp sedang diikat ditiang dan 3 orang wanita cantik sedang berebut membuka celananya bermaksud menelanjanginya tetapi Usopp berpikir lain.<br /><br />Usopp: "Waa! Kalian mau apa? Waa! Dagingku tidak enak! Menyingkir sanaa! Rusa kecil yang disana lebih enak, dia masih muda!"<br /><br />Chopper: "Apaa? Ti, tidak!, dagingku tercemar kutu urat, aku tidak enak dimakan, lagipula hidungku biru. Makan saja dia!"<br /><br />Wanita 1: "Berisik! Aku tidak ada urusan denganmu rusa kecil, memangnya siapa yang mau memakan kalian? Tapii, mungkin teman kami yang satu ini mau."<br /><br />Wanita 3: "(slrpp) Rusa kecil yang bisa bicara, tampaknya lezat! sini maniss.."<br /><br />Chopper lalu menjerit jerit karena prajurit wanita yang bertubuh gemuk berusaha memasaknya dikuali yang mendidih. Chopper yang ketakutan pun berubah menjadi wujud manusianya dan menghancurkan kerangkeng lalu menghajar semua wanita dan menyelamatkan Usopp.<br /><br />Mereka pun pergi dari situ sementara itu Sanji sibuk melayani 6 wanita. Sanji kelihatan sangat senang sekali.<br /><br />Sanji: "Kalian sungguh mempesona dan menggairahkan ha ha ha, apa tidak sebaiknya aku memanggil teman temanku kesini? gadis gadis?"<br />Wanita: "Kau tinggal saja disini sayang, temanmu yang dikapal itu sedang diincar pembunuh kami, tinggal saja bersama kami, kau akan mendapat kepuasan setiap dan sepanjang hari"<br /><br />Sanji yang terkejut mendengar perkataan itu segera mencabut penisnya dari wanita keempat dan membuat mereka semua pingsan dengan memukul leher mereka secara perlahan.<br /><br />Sanji: "Sial! mudah-mudahan Nami tidak apa apa, jangan-jangan Luffy bodoh itu meninggalkannya sendirian.<br /><br />Sanji pun segera menuju kekapal setelah memakai busananya.cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-36488263367533088352009-06-11T05:15:00.000-07:002009-06-11T05:16:29.167-07:00Mello x Mett<p>Mello menatap Matt yang masih sibuk dengan PSP di tangannya. Pemuda berambut pirang itu mendengus kesal. Sampai kapan makhkluk ber-goggle di sampingnya ini akan memusatkan perhatiannya pada benda berwarna hitam itu. Sedangkan Mello harus puas dengan TV layar datar di hadapannya itu. Coklat telah habis. Apa yang mampu mengusir kebosanannya saat ini?? Hanya suara game sound dari PSP Matt yang mengisi keheningan di ruang tamu itu. Sesekali Matt mendecak dan mengumpat kesal jika ia mengalami kekalahan.</p><p>Tiba-tiba sebuah ide gila mampir di otak Mello. Ia melirik Matt yang masih tertunduk pada PSP nya. Sebuah ide untuk mengusir kebosanan ini. Mungkin akan sangat menarik.</p><p>Tanpa berkata apa-apa, Mello menyambar PSP yang berada di tangan Matt. Dia membuang meletakkan benda elektronik itu di meja di sampingnya.</p><p>“Mau apa kau? Aku belum selesai, Mello,” kata Matt menahan kesal sambil berdiri, hendak menuju meja untuk mengambil PSP nya. Namun niatnya urung saat Mello meraih tubuh kecilnya dan menariknya kepelukan Mello yang masih duduk bersandar di sofa.</p><p>“A…apa?” gumam Matt dengan wajah sedikit merona saat jarak wajahnya dengan wajah Mello tinggal beberapa senti saja.</p><p>Sedangkan yang ditanya malah menyeringai. Entah karena puas atau apa. Mello malah semakin menarik Matt ke arahnya. Matt yang kehilangan keseimbangannya karena tenaga Mello yang jauh lebih kuat darinya, hanya mampu mengikuti gerakan Mello. Pemuda penggemar game itu jatuh menimpa tubuh Mello di sofa.</p><p>“Let’s kill some boredom,” ucap Mello pelan.</p><p>Tanpa menghiraukan sorot mata aneh dari lelaki di depannya itu, Mello segera menarik kepala Matt mendekati kepalanya. Mello menuju bibir Matt yang tipis itu. Dijilatinya dengan lidah bibir dari lelaki yang kini nampak sangat terkejut itu. Namun sejurus kemudian, Matt ikut hanyut dalam kehangatan yang di tawarkan Mello. Ia memejamkan mata, ingin benar-benar merasakan setiap jilatan lidah Mello di bibirnya.</p><p>Saat Matt membuka mulutnya, sedetik kemudian Mello memasukkan lidahnya ke rongga mulut Matt. Di telusurinya bagian dalam mulut Matt dengan penuh gairah. Sedangkan Matt sendiri juga membalas ciuman Mello tak kalah hangatnya. Ia bahkan mampu merasakan manisnya coklat Cad Burry melalui saliva Mello yang di telannya.</p><p>“Rasanya, tak enak sekali jika aku berada di bawah,” gumam Mello disela-sela ciumannya.</p><p>Matt tak merespon. Pemuda itu malah menurunkan bibirnya dari bibir Mello menuju leher Mello. Dikecupnya leher putih itu hingga meninggalkan bekas kemerahan disana. Saat Matt menjilat kulit belakang telinganya, Mello mendesah pelan.</p><p>“Nnn…M…Matt,” desah lelaki itu sambil menyebut nama Matt.</p><p>Dan justru erangan Mello itulah yang membuat gairah Matt semakin terbakar. Ia semakin didorong oleh nafsu yang semakin membuncah. Dari telinga, Matt kembali menuju bibir Mello. Kali ini, Matt mencium bibir itu dengan ganas, kasar. Penuh dengan tuntutan. Sedangkan tangan kanan Matt membelai luka bakar di wajah Mello, dan tangan kirinya sibuk membuka resleting atasan Mello.</p><p>“Nnnhhh…,” Mello kembali mendesah saat kepala Matt turun dan beralih ke dadanya. Keringat keduanya telah bermunculan di tubuh mereka. Detak jantung mereka kian cepat mengiringi hembusan nafas mereka.</p><p>Jika Mello hanya mampu memejamkan mata untuk menikmati sensasi ini sambil mencengkeram rambut Matt, maka Matt kini tengah mengulum sebelah puting susu Mello dengan lembut. Sesekali menggigit bagian dada yang telah mengeras itu. Tangan kanan Matt menyangga tubuhnya agar tidak menimpa Mello dan tangan kirinya kini menyelinap masuk ke dalam celana Mello.</p><p>“Eeerrr…..,” Mello kembali mengerang saat merasakan tangan Matt telah mencapai organ vitalnya. Dan erangannya semakin mengeras saat tangan Matt memain-mainkan organ itu. Memijatnya lembut, terkadang juga mengelusnya.</p><p>“I can’t hold it, Mello,” desah Matt dengan nafas terengah-engah.</p><p>Ia menanggalkan celana yang sedang di pakainya. Kini bagian bawah tubuh Matt terlihat polos tanpa satu benang pun yang menutupinya. Dan tak menunggu Mello untuk menarik nafas, Matt dengan kasar melepas celana Mello dan membuangnya di sofa sebelah mereka.</p><p>“I will make you comfort, Mello. Just relax,” ujar Matt pada Mello yang terbaring pasrah sambil memejamkan mata. Mencoba mengatur nafasnya yang masih memburu. Dan mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih juga cepat.</p><p>Dan belum sempat Mello membuka mata, ia kembali mendesah saat ia rasakan Matt memasukkan alat vital Mello kedalam mulutnya. Mello kembali mengerang. Apalagi setelah itu Matt memaju mundurkan kepalanya, mengikuti irama helaan nafas mereka. Sedangkan Mello hanya mampu mencengkeram kepala Matt untuk menahan gejolak didadanya.</p><p>Matt segera menelan cairan ejakulasi yang keluar dari organ vital Mello yang di ulumnya.</p><p>“Payah. Belum apa-apa sudah klimaks kau, Mello,” ucap Matt. “Tapi rasanya enak,” Matt tersenyum nakal.</p><p>“Shut up!” ucap Mello dengan nafas kepayahan.</p><p>“Kau yang minta, aku hanya memberi, Mello,” Matt tersenyum garang. Mello menelan ludah.</p><p>“No….”</p><p>Belum sempat Mello menyelesaikan ucapannya, ia malah meringis kesakitan saat merasakan satu jari Matt masuk ke ‘lubang’ nya.</p><p>“No way. Cu…cukup, Matt,” erang Mello sambil masih meringis menahan sakit.</p><p>“Never,” Matt malah memasukkan satu lagi jarinya. Membuat erangan Mello semakin keras.</p><p>“I’ll kill you, Matt,” ucap Mello geram.</p><p>“Let’s see,” Matt segera memasukkan jari ketiganya ke ‘lubang’ Mello.</p><p>“Aw…shit! Shit!” Mello hanya bisa mengumpat.</p><p>Dan Mello kembali bernafas legah saat Matt mengeluarkan ketiga jarinya. Namun rasa legah itu kembali menjadi kejutan bagi Mello saat Matt mengganti jarinya dengan organ vitalnya sendiri. Organ vital Matt yang notabene sedikit lebih besar dari organ vital Mello, kini masuk ke dalam ‘lubang’ Mello tadi. Dan Matt segera membungkam mulut Mello dengan ciuman lembut di bibirnya.</p><p>“Mmmm…mm..,” Mello menggumam tak jelas saat bibir Matt melumat bibirnya. Rasa sakit Mello tadi entah hilang kemana. Tergantikan oleh rasa nikmat yang amat besar yang tengah di berikan Matt saat ini.</p><p>Sementara mereka masih berciuman, Matt memaju mundurkan pinggulnya mengiringi detak jantung mereka. Gerakannya semakin cepat saat ia merasa telah agak kepayahan.</p><p>“Faster, Dummy!” erang Mello disela-sela ciuman mereka. Dan tuntutan Mello itu membuat Matt terdorong ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat dan sempurna.</p><p>“Mello…ak…aku...,” Matt semakin mempercepat gerakan maju mundur pinggulnya.</p><p>“Mello!”</p><p>Satu sebutan nama Mello itu keluar dari mulut Matt bersamaan dengan masuknya cairan putih hangat kedalam tubuh Mello dari organ vital Matt.</p><p>Helaan nafas panjang keluar dari hidung dan mulut mereka. Matt pun menarik kembali alat vitalnya dari ‘lubang’ Mello. Ia duduk kepayahan di dekat kaki Mello. Matt menyadarkan kepalanya ke sandaran sofa sedangkan Mello masih berbaring lemas dengan dada narik turun.</p><p>“Kau sudah tak bosan?” gumam Matt sambil melirik Mello yang terbaring di sampingnya.</p><p>“Yeah,” jawab Mello. “Ku rasa lain kali aku yang akan ada diatas.”</p><p>XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX</p><p>Di tempat lain dari Matt dan Mello…</p><p>Near dan L menatap layar monitor lebar didepan mereka saat ini dengan darah masih mengucur di hidung mereka. Sekalipun satu daun sirih telah berada di sebelah lubang hidung mereka, tapi adegan yang tampil di layar monitor nampaknya telah mampu merangsang darah mereka terus mengucur.</p><p>“Huh? Apa mereka tak tahu bahwa apartement mereka kita pasang kamera pengintai?” tanya Near masih sibuk menyumpal hidungnya dengan daun sirih.</p><p>L tak menjawab. Ia menoleh ke arah Near dan tersenyum aneh. Near yang melihat senyum L, menelan ludah dengan sulitnya.</p><p>“Mau mencobanya dengan saya, Near?” tanya L dengan wajah yang entah sejak kapan, telah berubah mesum.</p>cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-38558584929625405122009-06-07T01:32:00.000-07:002009-06-07T01:33:16.818-07:00What is Love 2nd slice<p><strong><span style="color: rgb(255, 153, 204);">2nd slice: 1991</span></strong></p> <p><span style="color: rgb(255, 0, 0);">-YAOI ALERT!!!-</span></p> <p><span style="color: rgb(255, 153, 204);">Satu jam lalu kita masih berada diatas panggung, mempersembahkan penampilan perdana, menunjukkan kelahiran sebuah band yang akan merubah dunia. Itu adalah performance yang sempurna, mereka puas, kau sangat puas. Aku yakin kau pasti bahagia. Kau melempar pic bass-mu, pero melempar stick drum-nya. Kita tersenyum lebar, tertawa satu sama lain. Sorakan dan teriakan penonton menambah semangat kita. Kita berada dijalur yang benar tetchan.</span></p> <p>Tapi kini, kesunyian mengelilingi kita. Bukan di live house kecil itu, tapi di apartement hangat milikmu. Hanya aku dan kau tetchan, berdua.</p> <p><span id="more-115"></span></p> <p>Kau terlihat sangat cantik, dan aku tidak bisa memandang ke arah lain, mataku hanya tertuju pada wajah cantikmu, bagaimana mungkin aku melewatkan pemandangan indah ini tetchan? Senyum menghiasi wajah cantikmu, tersenyum dalam ketidaksabaranmu akan gairah, wajah yang sempurna.</p> <p>Bibir kita bertemu. aku bisa merasakan kau bergetar di bawahku, tubuhmu bergetar meminta lebih dan lebih. Getaran tubuhmu membuatku semakin merasa panas tetchan, aku juga ingin lebih, aku ingin merasakanmu sepenuhnya… Ciuman lembutmu, ciuman penuh dahaga, kau mendesah penuh hasrat setiap kali lidah kita bertaut. Ini adalah sesuatu yang baru bagi kita berdua, tapi kau tampak sangat menginginkannya, begitu juga dengan aku, jadi aku tidak keberatan, kita tidak boleh berhenti.</p> <p>Saat kita berciuman, merasakan sensasi memabukkan itu penuh gairah, dengan mata tertutup dan tubuh bergesekan satu sama lain, tanganku menemukan sesuatu, sebuah botol, aku tidak yakin apa itu, aku membukanya tidak sabar, mengeluarkan isinya, cairan yang lembut dan licin, aku tersenyum, mencumbu leher putihmu, memberikan tanda disana, cairan ini bisa kugunakan. Aku menelusuri jariku pada tubuhmu, menggerakannya perlahan penuh gairah saat mulai membuka jalan masuk ke dalam tubuhmu seraya membisikkan kata-kata lembut ditelingamu, kata-kata sayang penuh cinta, kau begitu berharga untukku tetchan. Aku mengulumnya sesekali, meminta ijin dari kau malaikatku. Aku tersenyum ketika kau mengangguk, maka aku memasukkan jariku kedalam, perlahan sambil mengamati wajahmu. Saat kau mendesah, wajahmu penuh dengan rasa terkejut dan juga kenikmatan. Oh, kau semakin cantik sekarang tetchan.</p> <p>Aku menggerakan jariku keluar masuk, berkali-kali secara perlahan, insting yang menuntunku melakukan hal yang sama sekali belum pernah kulakukan, menekan jariku semakin kedalam untuk mempersiapkanmu menuju kenikmatan. aku menyukai reaksimu, ekspresimu, suara serak yang keluar dari bibir merahmu, keringat yang membuat wajahmu terlihat bercahaya. Kau sangat cantik, kau sempurna.</p> <p>Saat menarik jariku, kau melenguh, ekspresimu bertanya. Tersenyum aku menciummu penuh hasrat, bertanya sekali lagi apa kau yakin, dan kau menganguk, tanganmu bergetar saat memegang bahuku, menariknya untuk memberi ciuman, ciuman yang lebih bergairah dibanding ciuman-ciuman kita sebelumnya. Saat kita berbagi ciuman itu, aku -yang tidak percaya Tuhan- berdoa agar aku tidak menyakitimu.. dan aku memasukkan diriku dalam dirimu, bersatu dengan tubuhmu. Aku menekan tubuhku perlahan, kau mengerang, mendesah saat aku semakin jauh masuk ke tubuhmu, kenikmatan tercipta, bukan hanya milikmu tapi milik kita berdua.</p> <p>Aku berhenti, memberi ciuman-ciuman hangat di bibirmu, memberimu kesempatan untuk bernafas. Matamu tertutup, bintik-bintik keringat mulai membahasi tubuhmu, membuat kulitmu bersinar di tengah remangnya sinar. aku menunggu, dipenuhi hasrat ketidaksabaran, tapi aku akan tetap menunggu sampai kekasihku siap, lalu kau kemudian menggumamkan desahan serak meminta lebih, tersenyum aku menurut, mulai menggerakan tubuhku masuk dan keluar, seperti yang jariku lakukan sebelumnya, dan aku bergetar lebih hebat disetiap gerakan pinggulku, bergerak lebih cepat, diiringi desahan pelan dari bibirmu yang kini berada di mulutku.</p> <p>Awalnya, gerakan kita lembut dan perlahan, diiringi ciuman lembut penuh hasrat, belaian hangat jemariku pada kulitmu, bibirmu, lehermu, dadamu, perutmu. Manis dan lembut. Tapi kemanisan dan kelembutan itu dengan cepat berubah menjadi nafsu, hasrat, dahaga untuk meminta lebih, ciuman penuh gairah, erangan keras dari bibirmu, desahan penuh kenikmatan dari bibir basahku, membuat gerakanku semakin cepat, sekeras yang aku bisa, berteriak penuh hasrat saat mencapai titik sensitifmu.</p> <p>Dan kau menemukan kenikmatanmu, mengerang, berteriak, berdesah, meremas bahuku dengan kuatnya. Dan pada saat yang bersamaan aku juga mendapatkan sensasi itu, aku mengerang pelan, menyebut namamu, mencium lembut bibirmu. Kenikmatan itu terasa sempurna bagi kita berdua, semanis cinta kita. Kau memelukku erat, berbisik pelan “doiha.. aishiteru”</p> <p>Aku menarik tubuhku, terkulai lemas disampingmu, bernafas berat, dengan tubuh masih bergetar, kau membelai rambutku, lalu memelukku hangat penuh kasih sayang, tanganmu melingkar dipinggangku seolah tidak ingin melepaskannya. Aku memandangmu, matamu tertutup tapi wajahmu dihiasi rasa puas, tersenyum lembut penuh kebahagiaan, aku belum pernah melihat wajahmu sebahagia itu.</p> <p>Tapi aku yakin, ekspresi yang sama juga menghiasi wajahku.</p> <p>Aku mengecup keningmu, mempererat pelukanku dan berbisik lembut “aku juga mencintaimu tetchan.. sangat mencintaimu..”</p>cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-23242265922776695172009-06-07T01:25:00.000-07:002009-06-07T01:31:41.628-07:00YuMeMiru HeNtAi -TaChi Part I<p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Pagi ini Miyavi merasa bosan sekali.Dia mondar-mandir seperti orang linglung.Dia menggenggam handphone-nya sambil berpikir dia akan melakukan apa dan sama siapa??<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tiba-tiba ada bisikan bersuarakan Emiru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Knapa kamu gak telpon aku aja??’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Miyavi mengkerungkan keningnya dan clingak-clinguk mencari asal suara itu.dia berpikir benar juga lalu dia mencoba menelponnya tapi <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;"><span style=""> </span>????<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Koq gak ada suaranya??<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Dia menutup telponnya itu dan mulai berpikir lagi.Miyavi mulai bosan sendirian terus…dia gak betah sama kesepian didalam kamarnya itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Oh!mungkin dia harus ke tempat dimana ‘ade-ade’ –nya suka nongkrong.Miyavi’pun pergi membawa mobilnya ke tempat itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Dan memang benar disana ada banyak orang!! Aoi ,Hiroto ,Saga ,Shou ,Miku ,Takuya ,Taara ,Rame ,Jui ,dll.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Wajah Miyavi yang tadinya cemberut berubah menjadi hepi.Dia mendatangi mereka dan mencium pipi mereka masing-masing sambil berbasa-basi.Tapi yang terakhir <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Cup*<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Dia mencium pipi Rame yang lagi asyik memilih-milih permen dalam tas kecil-nya.Tiba-tiba…….<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">*BUK!<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Rame ngambek dan menggeprak Miyavi dengan tasnya itu.Miyavi meringis kesakitan<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘AUuuCH!’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘UUUuuuuHH!!!Awas!’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Bentak Rame sambil mendorong tubuh Miyavi.Miyavi mengelus lengannya yang dipukul rame sambil kebingungan.Jui yang melihat itu hanya tertawa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘eh..Jui…kamu tau kenapa Rame selalu seperti itu sama aku??’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Hah?.....mm?knapa yach dia emang kadang suka aneh sendiri sich…Aku juga gak ngerti….’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jawab Jui polos.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tiba-tiba Emiru datang menghampiri Miyavi.Emiru malu-malu memberikan sebuah <st1:place st="on"><st1:city st="on">surat</st1:city></st1:place> pada Miyavi.Surat itu sangat harum sekali seperti baru direndem sama perfume-nya Emiru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Miyavi memiringkan kepalanya dan bertanya manja pada Emiru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘ Mmm~~~Buat siapa ini?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru menunduk dan dengan malu-malu dia menunjuk Jui yang sedang ngobrol sama Aoi.Lalu Miyavi mengangguk-anggukan kepalanya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Ooooh~oh~oh~~~ ini buatJui?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru mengangguk,dia memegang tangan Miyavi dan sedikit mencium pipi-nya sebelum pergi.Miyavi tersenyum dan kenangan buruk bersama Rame tadi langsung hilang karena kali ini bukan dia yang menebar kasih sayang tapi Emiru yang duluan mengecupnya.Dalam hatinya dia berkata<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Manis sekali..’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Miyavi mencari tempat yang aman untuk menyerahkan <st1:city st="on">surat</st1:city> itu.Dia mengajak Jui masuk ke dalam mobilnya dan memberikan <st1:place st="on"><st1:city st="on">surat</st1:city></st1:place> itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘<st1:place st="on"><st1:city st="on">Surat</st1:city></st1:place>?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Mm! Dari Emiru….’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru menulis dalam suratnya kalau dia menyukai Jui dan ingin merebutnya dari genggaman istrinya dan juga Rame apa’pun caranya bahkan dia akan membunuh istrinya dan juga Rame kalau dia tidak mau menyerahkan jui ke dalam tangannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Mendengar hal itu Jui dan Miyavi jadi ngeri.Dalam otak Miyavi dia mengatakan<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘’HIH! apa bedanya dia sama Rame?? Kalo hal ini tidak berhasil mungkin aku yang akan dibunuhnya…Gawat…’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Apa yang harus aku lakukan sekarang?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tanya Jui bingung.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Dicoba aja dulu~~gak ada salahnya ‘<st1:place st="on"><st1:state st="on">kan</st1:state></st1:place>??Bukannya kamu pernah berhubungan dengan si Rametan itu?Asyik juga’kan berhubungan dengan sesama laki-laki??’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Hibur Miyavi sambil cengengesan dan memeluk pundak Jui.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘AAARRGH!’ Jui meremas kedua sisi rambut di kepalanya karena dia bingung apa yang harus dia lakukan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 14pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">~~~~2~~~~<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Keesokan hari-nya,Miyavi malah jadi menyesali kepergiannya kemarin.Dia merasa sudah menjebloskan Jui ke dalam lobang singa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tapi Jui sendiri terpaksa mencoba bicara sama Emiru.Itu’pun Jui lakukan dibelakang istri-nya dan juga Rame.Tempat favorit Emiru adalah kebun bunga.Jui menggenggam tangan Emiru dan mengajaknya kesana.Emiru senang sekali.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Apa yang bikin kamu tertarik sama aku ?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru menunduk saja dan menggelengkan kepalanya.Dia emang selalu begitu jarang berbicara dan hanya memakai bahasa tubuh-nya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘hhh…….Bagaimana aku jelasin ini semua sama istriku dan juga Rame??Aku bingung harus melakukan apa denganmu……Tapi aku senang dengan perasaanmu itu…..’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Kata Jui sambil menatap Emiru.Emiru menempelkan jari telunjuknya di bibir Jui dan menggelengkan kepalanya.dan itu berarti dia ingin Jui tidak mengatakan hal ini pada mereka.Emiru memegang tangan Jui dan mengelusnya dengan pipinya.Dia berkata<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘cukup sayangi aku...’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jui tersenyum melihat tingkah Emiru yang lucu seperti itu.Dia jadi gak tega menolak Emiru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Miyavi<span style=""> </span>yang gak enak rasa sama Jui mulai <span style=""> </span>memata-matai mereka.Tapi begitu melihat Jui dan Emiru begitu asyik,Dia sedikit lega dan menghela nafasnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jui duduk di pembatas rerumputan yang penuh bunga warna-warni.Dia menopangkan siku di lututnya dan menatap Emiru yang lagi memetik bunga.Jui terus berpikir bagaimana caranya untuk berterus terang dan tidak menyakitinya.Jui sendiri gak nyangka kalau Emiru menyukai dirinya.Ini benar-benar diluar dugaan Jui.Karena Jui tidak begitu dekat dengannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru menghampirinya dan memberikan bunga padanya.awalnya Jui hanya tersenyum dia berpikir ada-ada saja ni cowok dan tidak mengambil bunga itu.Tapi Emiru menarik tangan Jui dan meletakan bunga itu di tangannya.Jui tersenyum.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Ini untukku?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru mengangguk dan meletakan tangannya yang memegang bunga pemberian Emiru ke dada Jui.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘arigatoo.’ Bisik Jui ditelinga Emiru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Wajah Emiru memerah dan dia berlari pergi karena malu sama Jui.Melihat Emiru begitu Jui hanya tertawa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tiba-tiba Miyavi merangkulnya dari belakang.Jui agak terkejut.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Laki-laki apaan dia sampai bisa semanis itu?Apa kamu juga merasa begitu Jui?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘hh…Entahlah melihat dia seperti itu aku jadi tidak tega…Mungkin untuk beberapa minggu ini aku akan terus bersamanya dan kalau ada saat yang tepat datang,Aku akan berterus terang…..’<span style=""> </span>Jawab Jui.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Miyavi hanya terdiam mendengar perkataan Jui itu.Dia malah jadi semakin merasa bersalah.Saat Miyavi mau membuka mulutnya untuk meminta maaf,<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Aku akan mencoba apa’pun bersamanya..Kamu tenang saja aku pasti bisa mengatasinya….Miyavi…Aku tau kamu baik sama semua orang…Aku akan melakukan ini untukmu juga….’<span style=""> </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tiba-tiba saja Jui mengatakan itu.Miyavi agak terkejut mendengar Jui seperti itu ,tapi seperti biasa Miyavi mencairkan suasana yang cukup seriusan itu dengan candaan-nya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 14pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">~~~~3~~~~<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;"><span style=""> </span>3 minggu berlalu hubungan Jui dan Emiru semakin harmonis tidak peduli Emiru adalah seorang laki-laki atau bukan tapi tingkah laku Emiru yang Cute seperti itu membuat hati Jui luluh.Dan dia menyadari kalau dia mulai mencintai Emiru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tapi hari ini Jui diam saja.Langit sudah mulai gelap tapi dia tetap tidak berkata apa’pun pada Emiru.Ternyata Jui bosan karena setiap hari Emiru hanya ingin berada di taman bunga itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru menatapnya dengan penuh perasaan bingung.Dia mau bertanya tapi dia malu.Jui menoleh kepadanya.Jui menatap dalam-dalam mata Emiru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Kamu itu sudah lebih cantik daripada bunga-bunga yang ada disana…..’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jui memulai aksinya dia membelai wajah Emiru dan memainkan rambut ikalnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Oshiette….apa ada kenangan manis tentang kamu di kebun ini?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru hanya diam saja.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Tidak ada ya?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Emiru hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.Sebenarnya dia punya rahasia kecil tentang kenangan manisnya di kebun bunga itu.Tapi dia tidak mau mengatakannya karena dia terlalu malu untuk mengatakannya pada Jui.Tapi Emiru tersenyum manis padanya.Entah kenapa malam ini Emiru berbeda seperti waktu dulu dimata Jui dia semakin cantik dan Jui tidak puas kalau hanya bertanya-tanya saja padanya karena sekali’pun Emiru tidak pernah bertanya atau berbicara padanya apalagi menggoda/merayu-nya.Jui mulai jenuh dengan semua ini.Dan dia mencoba hal yang baru dalam pengalaman pertamanya itu serius dengan seorang laki-laki.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Dia mulai mendekap tubuh Emiru dan menghirup aroma tubuh Emiru dileher –nya.Saat itu Emiru benar-benar malu dan tidak tau harus melakukan apa.Dia hanya diam dan sedikit mendorong tubuh Jui.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tapi Jui malah semakin mengeratkan pelukannya itu.Jui mulai merasa nyaman untuk memeluk seorang laki-laki seperti Emiru.Dalam keheningan malam seperti itu Jui semakin mengingini Emiru.Dia ingin Emiru bisa seperti yang dia mau.Jui ingin Emiru bertanya padanya.Dia ingin Emiru bisa tau cara membuat dirinya senang dan merasa puas.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Aku tidak akan bertanya padamu….tapi aku akan meninggalkan kenangan manis untukmu disini…’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Bisik Jui pada Emiru.Semakin dalam Jui merasakan tubuh Emiru dan dia tidak tahan untuk mendapatkan bibir Emiru.Dia menatap mesra Emiru dan dengan sangat pelan-pelan dia menyentuh bibir Emiru dengan hangat bibirnya.Saat itu Emiru hanya bisa mengikuti gerakan bibir dan lidah Jui.Semakin lama Jui semakin merasa panas.Dia mulai meraba Emiru.Emiru yang biasanya selalu malu-malu,sekarang malah mendesah dan mulai menyentuh tubuh Jui dengan lembut.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jui menggigit pelan leher Emiru dan menjilatinya.Sayangnya saat itu Emiru mulai merasa tidak nyaman dan agak menolak perlakuan Jui.Tapi Jui malah semakin memaksanya. Dia menempatkan kedua kakinya diantara pinggang Emiru yang saat itu bersandar dibawah tiang lampu kebun bunga.Dan dia menjilati bibir Emiru dengan sangat luwes karena posisinya lebih enak sekarang.^^Emiru’pun membalas belaian lidah Jui dengan bibir manisnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jui kembali menatapnya dan memohon 1 hal pada Emiru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Katakan padaku apa yang kamu rasakan?Apa itu sudah cukup manis untukmu?Oshiettekure ~’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;">Setelah agak lama terdiam,Emiru memberanikan diri tuk mengatakannya.</span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Ditempat ini….aku selalu menunggu Jui pulang latihan……….Tidak peduli berapa lama kamu bermain dengan teman-temanmu….aku selalu disini menunggumu…..Saat kamu lewat dan tersenyum padaku itu adalah hal termanis dalam hidupku….Tidak seperti mereka yang hanya bisa memandang rendah aku karena aku seperti ini……..Aku senang…..’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jui sangat senang mendengar suara Emiru pada saat itu.Dia bisa merasakan betapa tulusnya perasaan Emiru kepadanya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Padahal saat itu Miyavi menonton dibalik layar . <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 14pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 14pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 14pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 14pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">~~~~4~~~~<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Malam semakin larut.Saat Jui mau pulang,dia ditahan Miyavi untuk bicara dengannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Apa kamu sudah lupa dengan perjanjian kita waktu itu ya?’ Tanya Miyavi sinis.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jui menoleh padanya ‘Apa aku harus membayar semahal itu hanya karena kamu mau membantuku?’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Apa’pun yang ada didunia ini tidak ada yang gratis………’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Jawab Miyavi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Ternyata dibalik hal ini semua mereka sudah buat perjanjian.Saat Jui bersama Emiru sampai malam seperti ini,dia meminta Miyavi untuk menemani istri dan kedua anaknya dirumah.Karena Miyavi adalah seseorang yang bisa menenangkan hati orang dengan semua gurauan-nya.Kebetulan istri Jui menyukai Miyavi sebagai teman ngobrol karena dia baik dan apa ada-nya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Perjanjian itu adalah..<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘Baiklah ayo lakukan!’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tantang Jui dan mengajaknya ke hotel.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Miyavi mengikutinya dengan wajah cengengesan seperti biasanya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Mereka’pun memasuki kamar hotel itu.Jui melepas jacketnya dan meletakannya di atas sova.Miyavi berjalan kearahnya sambil menggoda-nya.dia membelai wajah Jui sambil mencium bibir-nya dengan sangat hebat.Miyavi sangat mengerti apa yang dia lakukan ini.Mereka mulai membuka baju dan saling menjilati tubuh lawan mainnya itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Rasanya begitu nikmat hingga Jui kelelahan dan berbaring di ranjang hotel itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">“nghh…..hh….aku menyerah~aku lelah~’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Tiba-tiba Jui mengatakan hal itu sambil menolak dekapan hangat Miyavi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">‘menyerah??...hh,ok~aku juga lelah~’<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;">Goda Miyavi sambil menjilati samping wajah Jui yang bercucuran keringat.dan dia turun dari atas tubuh Jui.dia memakai kembali baju dan( hehe..^^)celana-nya~Setelah itu dia pergi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;"><span style="font-size:85%;">‘Aku mau pulang saja ah! Bosan berada disini terus….kamu mau pulang juga tidak?’<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">Tanya Miyavi tanpa merasa bersalah / menyesal karena sudah melakukan *itu dengan Jui.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">Jui yang berbaring di tempat tidur tidak mau berdiri atau’pun duduk dia sangat lelah hingga ketiduran.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><span style="font-family:comic sans ms;"><span style="font-size:85%;">‘Tidak..aku mau disini saja..’<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-size: 10.5pt; font-family: 'Comic Sans MS';"><o:p></o:p></span><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">& Miyavi'pun pulang dengan cueknya sambil bicara seperti ini sebelum pulang</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">'Aku akan menjaga dan mengalihkan pikiran istrimu itu.....tenang saja..dia ada dalam kendaliku..ok!'</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">Jui terdiam beberapa saat setelah Miyavi pergi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">Jui turun dari ranjangnya dan membasuh wajahnya di washtaofel.Dia berkaca saat itu dan yang dia lihat adalah..</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">'LELAKI MURAHAN BRENGSEK!' bentaknya sambil keluar dia memukul pintu kamar mandi itu dengan sangat keras.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">Jui benar-benar kesal karena dia harus 'menjual tubuh-nya' pada Miyavi karena Miyavi tau segalanya & yang saat ini dia inginkan hanyalah Emiru.............</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><em><u><span style="font-family:comic sans ms;font-size:85%;">bersambung.......................</span></u></em></p>cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-7724755675314128662009-06-07T00:57:00.000-07:002009-06-07T00:58:32.183-07:00How the Gay Have Sex<p align="center"><b>XxXxXxX</b></p><p>Malam ini malam bulan sabit. Namun bulan sabit ini aneh, karena bagian yang bersinar kekuningan dari bulan tersebut berada di bagian bawah, sehingga bulan tersebut kelihatan seperti tersenyum. Tapi keadaan bulan sekarang sama sekali tak ada hubungannya dengan dua orang lelaki yang sedang memadu kasih di atas ranjang di dalam kamar salah satu rumah yang terkena cahaya bulan tersebut.</p><p>"Mhh..."</p><p>Dua orang itu mendesah dalam ciuman mereka yang panas, melumat bibir satu sama lain. Dua lidah bertarung, menunjukkan siapa yang lebih dominan malam ini. Seorang yang berambut pirang lebih berkuasa. Dia menjilat bibir lelaki di bawahnya, lalu pindah ke telinga sebelah kirinya.</p><p>"Sasuke..." bisiknya. "Rambutmu wangi."</p><p>Dia mulai turun, menciumi dan menjilat leher Sasuke. Dia mengigit lembut di tempat dimana dulunya segel gaib milik Sasuke masih ada. "Naruto..." desahnya. Merasa senang namanya terucap dari kedua bibir tipis Sasuke, Naruto meletakkan kepalanya di dada bidang Sasuke. Tangan kanannya bermain-main dengan puting kiri Sasuke, sementara tangan kirinya turun perlahan ke arah selangkangan pria di bawahnya.</p><p>"Naru--Uhh..." Desahan Sasuke makin keras seiring dengan tangan Naruto yang mulai meremas penis Sasuke. Napasnya semakin cepat. Darahnya seakan turun ke penisnya dan membuatnya semakin keras. Tapi hal yang tiddak diinginkan Sasuke terjadi. Naruto tiba-tiba berhenti dan bangun dari tubuhnya. Wajahnya terlihat serius.</p><p>"Dobe, kenapa berhenti...?" tanya Sasuke sambil mengatur napasnya.</p><p>"Ngg, hanya berpikir." kata Naruto sambil mengubah posisinya menjadi duduk di antara kedua kaki Sasuke. Sasuke ikut mengubah posisinya menjadi setengah duduk. "Berpikir tentang apa?" tanyanya.</p><p>"Teme..."</p><p>"Hn."</p><p>"Pernahkah kau berpikir... Kalau kita ini... Belum melakukan sesuatu... Yang lebih dari ini?" Naruto menggaruk bagian belakang kepalanya. Sasuke menaikkan sebelah alisnya, bingung.</p><p>"Apa maksudmu?"</p><p>"Ya, itu lho, Err... Semacam... Apa ya?"</p><p>"Melakukan selayaknya seperti seorang pria dan wanita dalam seks?"</p><p>"Nah, itu dia!"</p><p>"Kau tau itu dari mana?"</p><p>"Dari buku."</p><p>"Buku?"</p><p>"Iya, judulnya 'How the Gay Have Sex'. Aku baca di perpustakaan kemarin."</p><p>Spontan tawa Sasuke meledak. Naruto kaget karena baru sekali ini dia melihat Sasuke tertawa terbahak-bahak seperti itu. "Teme, apanya yang lucu?!" Naruto merasa tersinggung karena tawa Sasuke tak kunjung berhenti. Sasuke memegangi perutnya, berusaha menahan tawanya. "Tidak, hanya saja... Sejak kapan kau jadi suka ke perpustakaan dan membaca? Buku seperti itu pula." kata Sasuke sambil terkekeh.</p><p>Naruto jadi manyun. "Hei, itu karena Tsunade-Baachan menyuruhku untuk mengambilkan sebuah buku tentang pengobatan alat kelamin yang tebalnya hanya 100 halaman di sana! Dan aku menemukan buku tentang gay itu menutupi buku yang aku cari!" kata Naruto. Tapi tepatnya sih... Membentak.</p><p>Dibentak seperti itu Sasuke langsung berhenti tertawa. Daripada kena hujan buatan yang keluar dari mulut kepala durian itu?</p><p>"Ya, ya. Terserah kau sajalah. Lalu apa yang tertulis di buku itu?" tanya Sasuke. Wajah Naruto sedikit memerah.</p><p>"Uh, katanya sih sebelum memasukkan penis ke dalam rektum, yang dimasuki harus mempersiapkan mental dan fisik terlebih dahulu."</p><p>"Mental sih bisa dimengerti. Tapi apa maksudnya dengan fisik?"</p><p>"Nah, berhubung rektum itu tidak seelastis vagina wanita..." Naruto memandang Sasuke lekat-lekat. "Jadi harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan kata lain... Dibuat lebih melar?" Naruto memegang dagunya, mencoba mengingat-ingat apa yang dibacanya kemarin.</p><p>"Hah?" Sasuke terkesiap. "Pakai apa?"</p><p>"Uhh... Paling tidak sih, jari." jawab Naruto ragu.</p><p>Sasuke membayangkan bagaimana jari-jari Naruto masuk ke dalam anusnya. Dia sedikit bergidik. "Ayolah, kau tak serius, kan?"</p><p>"... Duarius deh." jawab Naruto. Dia menunduk ke bawah kasur, mencari-cari sesuatu. "Ini dia!" Mata Sasuke terbelalak melihat apa yang dipegang Naruto.</p><p>"Dobe, baby oil itu... Buat apa...?"</p><p>Naruto terkekeh. "Buat membasahi jari agar saat masuk anus tidak terasa sakit. Sebenarnya di buku itu tertulis barang-barang lain. Tapi berhubung baby oil ini wangi, jadi aku pilih ini saja!"</p><p>Sasuke menarik napas panjang, lalu menyenderkan kepalanya ke dinding dibelakangnya. 'Dasar gila...' pikirnya.</p><p>"Ayolah, temeeeeee. Jangan menganggapku gila karena ini." kata Naruto dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil. Sasuke kaget. 'Dia baca pikiranku?!' Dia memandang Naruto yang sepertinya sudah sangat bernafsu untuk melakukannya. Dia menghela napas.</p><p>"Lalu apa maumu?" tanyanya. Sulit dipercaya dia masih bisa bertanya seperti itu dengan nada yang tetap datar. Yah, bukan Uchiha namanya kalau terlihat tidak tenang.</p><p>"Aku mau mencobanya, Sasuke."</p><p>"..."</p><p>"Ayolah! Pasti kau akan merasa nyaman dan enak!"</p><p>"Apa jaminannya?"</p><p>"Di buku tertulis seperti itu!"</p><p>Hening sesaat.</p><p>"Ya?"</p><p>Sasuke diam. Dia melototi Naruto.</p><p>"Yayayayayayaya??"</p><p>Sasuke akhirnya lumer juga setelah Naruto melakukan Puppy Eyes no Jutsunya. Mata birunya yang seindah lautan berkilauan... Gah, bahkan seorang Sasuke tak dapat menahannya. Sungguh sebuah doujutsu yang sangat kuat. Salahnya sendiri melototi Naruto yang berujung pada dirinya yang terkena doujutsu ampuhnya Naruto yang akhirnya membuatnya mengangguk kecil, mengiyakan permintaan Dobenya itu.</p><p>"YAY! Teme baik!"</p><p>Naruto kembali merogoh ke bawah ranjang. Dia kembali memandang Sasuke, lalu senyum selebar duabelas jari -emangnya usus?- dengan seutas tali ditangannya.</p><p>"Dobe, apa yang kau--HEI!!"</p><p>Telat. Naruto sudah mengikat kedua tangan Sasuke diatas kepalanya.</p><p>"Supaya kau tidak berontak lalu lari." kata Naruto sambil meringis. Dia mengambil botol baby oil di pojokan kasur dan menuangkan isinya beberapa mililiter ke tangannya, lalu diusapkannya ke jari-jarinya.</p><p>"Bagus. Seandainya tanganku tidak terikat sudah kuhajar kau, Dobe." Sasuke memberontak saat jari Naruto menyentuh pinggulnya.</p><p>"Teme! Bisa diem ga sih?!" Naruto menahan pinggul Sasuke yang terus berontak. Naruto menelan ludahnya saat jari telunjuknya mulai masuk ke dalam anus Sasuke. Sasuke meringis kesakitan.</p><p>"Ugh... Sakit..."</p><p>"Tenang Sasuke. Awalnya memang sakit, tapi nanti akan terasa nyaman dan enak. Itu yang tertulis di buku." kata Naruto sambil memasukan jarinya lebih dalam. Dia membuat gerakan zig-zag agar lubang Sasuke menjadi sedikit lebih besar. Tangan Sasuke menggenggam erat tali yang mengikatnya. Napasnya memburu, menahan sakit di bagian bawah tubuhnya itu.</p><p>Naruto menarik napas panjang sebelum memasukkan jari tengahnya ke dalam anus cowok berambut hitam itu. Sasuke berteriak kesakitan.</p><p>"Dobe...! Henti--AH!"</p><p>Sakit yang dirasakan Sasuke makin menjadi-jadi ketika kedua jari Naruto mulai keluar masuk dengan perlahan. Dia tau HANYA dua jari yang di dalam sana, tapi kenapa dia merasa ada benda yang SANGAT besar di dalam sana? Bahkan rasanya benda itu mau merobek rektum dan anusnya.</p><p>"Naruto... Berhenti..." Napasnya semakin cepat. 'Kalau begini apanya yang nyaman dan enak?' pikirnya sambil melirik Naruto yang menjilat bibir atasnya. Sasuke sudah tak kuat lagi menahan rasa sakitnya.</p><p>"NARUTO!!" Sasuke berteriak. Naruto kaget karena lutut kanan Sasuke dengan sukses menghantam pipi kirinya dan membuatnya terjungkal dari atas ranjang menuju lantai dengan posisi kepala jatuh lebih dahulu. Pasti sakit, karena Sasuke menendangnya sekuat tenaga. Karena Naruto jatuh, otomatis kedua jarinya yang berada di dalam rektum Sasuke jadi keluar.</p><p>"Teme!! Apa-apaan kamu?! Sakit nih!" keluh Naruto sambil meraba kepalanya. Sepertinya ada benjolan. Belum lagi rasa panas di pipi kirinya. Sepertinya di pipinya ada warna merah berbentuk bulat akibat tendangan Sasuke.</p><p>"LEBIH SAKIT MANA, KAMU ATAU AKU, HAH?!" bentak Sasuke. "Lagipula sejak kapan kata 'henti' berubah definisi menjadi 'lebih dalam, lebih kuat, lebih cepat'?!"</p><p>Naruto bergeming. Dia membuka mulutnya untuk berbicara. "Tapi di buku itu--"</p><p>"PERSETAN DENGAN BUKU!" teriak Sasuke. Naruto bergeming lagi, menunduk, menyesali perbuatannya karena sudah menyakiti Sasuke.</p><p>Hening.</p><p>Hening.</p><p>Hening.</p><p>Mengheningkan cipta, mulai!</p><p>-siiing-</p><p>Lama juga mereka diam seperti ini. Sasuke menghela napasnya, memecah keheningan.</p><p>"Daripada kau hanya duduk di lantai begitu, lebih baik kau naik ke sini dan lepaskan tali yang mengikatku ini."</p><p>Naruto mendongak, baru sadar kalau Sasuke masih dalam keadaan terikat. Dia buru-buru naik dan memotong tali itu dengan kunai yang ada di bawah ranjang. Setelah lepas, Sasuke mengusap-usap pergelangan tangannya. Rupanya ikatan yang dibuat Naruto cukup kuat sampai membuat bekas di tangan Sasuke.</p><p>"Maaf..." kata Naruto. "Aku tidak bermaksud menyakitimu."</p><p>Sasuke menghela napas panjang. Dia pindah ke sebelah kanan Naruto, lalu menarik selimutnya untuk menutupi bagian bawahnya. Kemudian dia membenarkan posisi tidurnya. "Sudahlah. Lebih baik kita tidur."</p><p>Naruto terkesiap. "Apa, tidur katamu? tapi aku masih--"</p><p>"Aku juga dobe."</p><p>Hening lagi. Naruto menggaruk pelan pipi kirinya yang sakit.</p><p>"Sasuke..."</p><p>"Hn."</p><p>"Bagaimana kalau kau mem-blowjob-ku saja?"</p><p>Dan akhirnya Naruto yang kembali terjungkal dari atas ranjang ke lantai dengan posisi tak elit. Sebagai tambahan, di pipi kanannya ada cap tangan Sasuke yang berwarna merah, menemani pipi kirinya yang juga merah akibat tendangan Sasuke.</p><p align="center"><b>XxXxXxX</b></p><p>Yonchan: -membenarkan posisi kacamata dengan jari tengah-</p><p>Sasuke: -sweatdropped- Kirain ga ada klimaks cerita yang artinya ni cerita bakal datar-datar aja, ternyata... Ga ada YANG klimaks.</p><p>Yonchan: Makanya gw tulis ambigu.</p><p>Naruto: Sasu-chan!! Kau kejam! Kenapa kau tampar aku??</p><p>Sasuke: Suka-suka aku! Lagipula kau dengan seenaknya membuat orang kesakitan, bahkan nyaris membuat pantatku robek!</p><p>Naruto: Tapi aku tak bermaksud--</p><p>Sasuke: CEREWET!</p><p>Yonchan: -sweatdropped- Baiklah, sementara mereka bertengkar, gw pesen kepada para pembaca. REVIEW YA! Dengan ada review, gw bisa tau, ni fic kelebihan dan kekurangannya ada di mana, bagus atau nggaknya, terserahlah! Yang penting tulis komentar anda tentang fic ini dalam bentuk review! Yayayayayayayaya??</p><p>Sasuke: Yup, reviewnya ditunggu! Klo bisa minta supaya aku bisa merobek mulut dobe satu ini!</p><p>Naruto: Sasu-chan kejam! Hidoi! Huweeeeee!!</p><p>Yonchan: Ja ne! -ngabur sebelum kena dampak dari Sasuke yang udah ngeluarin Chidori-</p>cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-15236401397078528772009-06-07T00:44:00.000-07:002009-06-07T00:46:02.665-07:00Homework<p>Matahari bersinar cerah. Awan putih berarak, melindungi kompleks perumahan ini dari sengatan mentari. Angin sepoi-sepoi bertiup. Benar-benar waktu yang tepat untuk bersantai di balkon sambil membaca sesuatu dan menikmati segelas ice tea.</p><p>Tapi pemuda yang satu ini tak berpikir ke sana sama sekali…</p><p>“SASUKEEEEE!!!” Panggil pemuda berambut pirang itu dari balkon kamarnya. Suaranya cukup… bukan hanya cukup, tapi sangat keras, membuat para tetangga bisa mendengarnya dengan baik dan sempurna. Tapi ia tak peduli. Toh memang itu tujuannya:</p><p>Membuat sang tetangga tercinta keluar dari sarangnya.</p><p>“Berisik!!” Protes seorang pemuda bermata onyx sembari membuka pintu kaca balkonnya dengan kasar. Yang diprotes tak membalas, hanya memberikan cengiran khasnya pada pemuda berambut ayam itu.</p><p>“Apa maumu, dobe?” tanya pemuda itu, Uchiha Sasuke.</p><p>Sang tetangga memanjat balkonnya sendiri dan berpindah ke bagian atas dinding yang menjadi satu-satunya pagar di antara kedua rumah mereka. Yup, rumah mereka memang saling membelakangi. Dan entah kebetulan manis macam apa yang membuat balkon kamar mereka juga saling berhadapan dengan jarak kurang dari dua meter.</p><p>Ini membuat sang pemuda pirang, Uzumaki Naruto, lebih sering mengunjungi kamar sang Sasuke dengan mengambil jalan pintas ini ketimbang harus berputar melewati jalan dan beberapa rumah untuk sampai ke depan rumah Sasuke. Iya, jalan pintasnya, memanjat pagar dinding itu dan menyeberang hingga ke balkon Sasuke.</p><p>Kurang dari semenit, Naruto tiba di balkon pemuda yang sedang menatapnya tajam itu.</p><p>Iapun segera mengangkat buku tugas matematikanya yang berwarna oranye. Tak lupa ia nyengir dan berkata,</p><p>“Biasa…!”</p><p>Yup. Biasa.</p><p>Sudah jadi kebiasaan Naruto untuk ‘mencatat ulang’ tugas Sasuke di bukunya. Dan sudah jadi kebiasaan pula bagi Sasuke untuk mendengus tiap kali mendengar Naruto meminta ini, meski tangannya juga tidak pernah menolak untuk mengambilkan buku tugasnya bagi pemuda pirang itu.</p><p>“Ini,” kata Sasuke sambil menjatuhkan buku matematikanya ke atas kasurnya, tepatnya ranjang empuk yang ada sangat dekat dengan pintu kaca menuju balkon itu, “aku mau ke bawah, ambil minum.”</p><p>“Thanks!” seru Naruto pada Sasuke yang berjalan menuju ke luar kamar.</p><hr /><p>Tak lama, Sasuke kembali dengan membawa dua gelas penuh ice tea. Seperti yang diduganya, ia tak ‘kan melihat Naruto duduk manis di kursi dan menggunakan meja belajar Sasuke… ia mendapati pemuda bermata biru langit itu duduk bersila di atas kasurnya, dan menjadikan salah satu bantal Sasuke sebagai pengganti meja. Ia sedang sibuk mencatat dengan berpatokan pada buku bersampul biru milik Sasuke, yang tergeletak lemah di atas kasur, sebagai panduannya. Sasuke juga melihat pintu kacanya tadi masih terbuka karena Naruto malas menutupnya atau memang sengaja membiarkannya saja untuk mengundang angin masuk. Sasuke sih lebih suka memilih option kedua sebagai pendapatnya, meski dalam hati ia juga beropini kemungkinan pertama jauh lebih cocok bagi Naruto.</p><p>Sasuke meletakkan kedua gelas ice tea itu beserta nampannya ke atas meja belajar, yang ada di sisi meja komputernya. Kedua meja ini menghadap ke kasur juga pintu kaca menuju balkon yang jadi sasaran kemarahan Sasuke tadi. Naruto tak peduli pada minuman yang Sasuke bawa, ia tetap meneruskan acara catat-mencatatnya.</p><p>Dengan cuek Sasuke juga kembali ke depan komputer, melanjutkan kembali pekerjaannya sebelum mendengar panggilan suci Naruto tadi… membuat laporan tugas kelompok mereka berdua.</p><p>Selagi Sasuke sedang fokus ke layar monitor yang ada di hadapannya, ia mendengar suara Naruto dari belakangnya,</p><p>“Kenapa X=5? Bukannya 2, teme?”</p><p>Sasuke membalas tanpa berbalik pada Naruto,</p><p>“Coba hitung lagi.”</p><p>“…ya,” balas pemuda bermata biru itu.</p><p>Sasuke melanjutkan pekerjaan ketik mengetiknya.</p><p>Naruto juga tak memprotes lagi. Mungkin ia sudah mendapatkan hasil yang sama dengan Sasuke.</p><p>Sasuke tahu, selama ini Naruto memang bukan asal mencontek saja. Naruto mencatat pekerjaan Sasuke sambil mempelajari dan bahkan memeriksa kebenarannya. Karena itu, satu atau dua protes dari pemuda pirang itu bukan lagi masalah. Pada akhirnya, itu cara bagi Naruto untuk belajar.</p><p>Hanya saja… Sasuke jadi heran. Naruto memang bukan orang yang bodoh, tapi pemuda itu tak pernah tidak tertidur tiap jam pelajaran penting semacam matematika di kelasnya sedang berlangsung. Bisa-bisa ia menyaingi Shikamaru yang memang selalu mengantuk dan bosan pada pelajaran apapun. Maslahnya, kalau pada akhirnya Naruto malah belajar dengan cara ini, untuk apa Naruto membiarkan Kakashi-sensei, guru matematika sekaligus wali kelas mereka, capek-capek mengajarinya?</p><p>Secara tak langsung Sasuke sudah jadi guru yang lebih baik darinya untuk Naruto… Yah, orang yang kita sayangi memang selalu bisa jadi guru yang baik. Mungkin itu yang terjadi pada Naruto… mengingat mereka sudah hampir setahun resmi menjadi pasangan kekasih.</p><p>Tak lama, Sasuke mendengar suara Naruto lagi,</p><p>“Sasuke, hasil perhitunganku beda lagi dengan punyamu… B-nya 9…”</p><p>Well, sepertinya ini soal yang lain lagi.</p><p>Sasuke berbalik pelan sambil berkata,</p><p>“Hitung lagi…” …yang benar. Dua kata terakhir tak terucapkan.</p><p>Sasuke terdiam.</p><p>Naruto sudah berganti posisi sekarang. Ia berada di bagian atas tepi kasur sambil duduk dengan kaki kanan terlipat. Sementara kaki kirinya menjuntai ke bawah, ke sisi ranjang Sasuke. Badannya agak condong ke depan, ke arah dua buku tulis yang sedang digelutinya.</p><p>Dan ini sukses membuat sedikit bagian punggungnya terlihat, tak tertutupi lagi dengan kaos putih maupun boxer oranye pendek yang sedang digunakannya.</p><p>Sukses pula membuat mata onyx Sasuke terpaku pada Naruto…</p><p>Ugh.</p><p>Sasuke memutar kursi gesernya lagi, menghadap monitor komputer lagi. Ia mencoba melupakan pikiran anehnya sore ini dan kembali fokus pada laporannya.</p><p>Tapi tak lama,</p><p>“Teme, hasilnya tetap beda!” kata Naruto, kali ini dengan kadar protes yang lebih tinggi dari sebelumnya.</p><p>Mau tak mau Sasuke berbalik lagi meski tak berkata-kata. Tadinya ia ingin menjelaskan langsung cara ia mendapatkan hasilnya. Tapi ia terpaku lagi. Kali ini matanya tertumbuk pada paha halus Naruto. Sulit dipercaya kaki berkulit tan itu dulu sering dipakai menendangnya… Yah, bukan Cuma dulu sih.</p><p>Satu hal yang pasti, Sasuke jadi bertanya-tanya dalam hati…</p><p>Apa Tuhan sedang mengujiku?</p><p>Yeah… Apapun itu, kurasa aku kalah pada taruhan-Nya dengan iblis.</p><p>“Dobe,” panggil Sasuke sambil bangkit dari kursinya,”sudah kubilang jangan pakai kaus dan boxer seperti itu kalau ke sini.”</p><p>“Memangnya kenapa?” balas pemuda pirang itu sambil melirik sejenak pada Sasuke, lalu kembali pada bukunya.</p><p>Sasuke menutup tirai pintu balkonnya tanpa menutup pintu kacanya itu.</p><p>“Orangtuaku sedang tak ada di rumah, dan aniki belum pulang.”</p><p>“Terus?” balas Naruto cuek tanpa mengalihkan matanya dari rumus yang sedang ia kerjakan. Naruto nampaknya tak terlalu peduli, dan memang belum terlalu mengerti apa yang Sasuke maksudkan.</p><p>Pemuda bermata onyx itu kini telah berada di belakang Naruto, duduk di atas kasurnya tepat di belakang pemuda pirang itu. Ia membalas cuek,</p><p>“Itu artinya aku bebas melakukan apapun.”</p><p>“Eh…?” Naruto tadinya mau bertanya apa maksud dari kalimat Sasuke itu. Tapi niatnya terhenti saat dirasakannya bibir Sasuke mengecup bagian belakang lehernya, yang tak tertutupi dengan kaos, dan melebar pundaknya. Ia langsung paham apa yang ada di pikiran Sasuke sekarang…</p><p>“Te, teme! Aku lagi kerja PR, tahu!” protes Naruto sambil mencoba menghindar dari Sasuke.</p><p>Tapi tangan kanan Sasuke memeluknya dari belakang, menahan tubuh itu menjauh darinya.</p><p>Sementara tangan kirinya mengambil dua buku itu dan dengan sengaja menjatuhkannya ke lantai.</p><p>“Hei, hei!!” Naruto protes lagi sambil berusaha lepas. Tapi Sasuke diam saja, tak peduli sama sekali. Ia sibuk menjilat dan menghisap leher dan bagian pundak Naruto yang terbuka. Meninggalkan bekas merah di sana.</p><p>Naruto masih mencoba lepas dari tangan kanan Sasuke, dan yang terjadi lebih buruk lagi baginya. Tangan kiri Sasuke menyusup ke dalam kaos putihnya, menyentuh daerah sensitif di dadanya. Telunjuk Sasuke bergerak memutar di puting kanan Naruto.</p><p>“Ah! Teme, please, stop.” Pinta Naruto, sambil tetap berusaha untuk mengendalikan dirinya sendiri. Semua yang Sasuke lakukan cukup membuat birahinya meningkat, meski semuanya Sasuke lakukan sementara Naruto masih dalam posisi duduk. Tapi bukannya berhenti, tingkah pemuda berambut hitam itu malah makin jadi. Ia telusupkan tangan kanannya yang tadinya ada di perut Naruto, ke dalam boxer oranye pemuda itu. Tak hanya menyentuh bagian tersensitif Naruto, tapi juga menggenggamnya erat.</p><p>“Sas…! Akh! Teme sialan! Ku-kubilang berhenti!” pekik Naruto.</p><p>Meskipun begitu, Naruto sekalipun tahu persis, pekikan tadi akan jadi yang terkahir untuk saat ini. Jika Sasuke tetap tak berhenti, ia tak akan melawan lagi. Kewarasannya runtuh sedikit demi sedikit karena kenikmatan dan kelembutan yang Sasuke limpahkan padanya.</p><p>“… ah… ngh…” desahan Naruto makin lama makin kuat. Tekanan yang ia rasakan di pusat kenikmatannya semakin keras saja sekarang. Rasanya bagaikan ada ratusan kupu-kupu berkumpul di perutnya, bersiap untuk terbang bebas…</p><p>“Sasu… ke… a-akh… aaagh!”</p><p>Ratusan kupu-kupu itu terbang ke luar sangkar. Membawa kenikmatan tak terkira yang menyebar ke seluruh tubuhnya. Ia telah mencapai klimaks.</p><p>Sasuke pun melepaskan tubuh Naruto darinya.</p><p>Pemuda pirang itu jatuh terbaring di atas kasur dalam posisi tengkurap.</p><p>“…kau… hh, gila…” ucap Naruto di sela-sela napasnya yang berat.</p><p>Sasuke tersenyum.</p><p>“Kau satu-satunya di dunia yang bisa membuatku gila, dobe.”</p><p>Naruto memejamkan matanya. Mengatur napasnya yang masih tidak beraturan. Ia tahu persis ini tak akan berhenti sampai di sini…</p><p>Alasan terbesarnya? Naruto maupun Sasuke masih berpakaian lengkap.</p><p>Benar saja…</p><p>Sasuke membalikkan tubuh lemas Naruto hingga menghadap ke arahnya.</p><p>Kini ia berada tepat di atas tubuh pemuda pirang itu.</p><p>Bibir sasuke menyentuh kedua belah bibir Naruto. Awalnya sentuhan itu terasa amat lembut, tapi kemudian berubah semakin ganas. Lidah Sasuke menjilati bibir Naruto, meminta izin untuk bisa masuk. Narutopun membuka mulutnya, dan pertarungan untuk menentukan lidah siapa yang lebih berkuasapun dimulai.</p><p>Naruto memang tak pernah menyerah untuk mencoba mendominasi, tapi ia juga hapal benar bahwa mulutnya akan selalu jadi pihak yang kalah.</p><p>Sementara lidah Sasuke menjelajahi setiap inchi dari mulut pemuda pirang itu, tangannya juga mulai beraksi. Pertama-tama ia membuka boxer Naruto yang masih basah akan cairannya. Lalu, iapun melepas ciumannya dari Naruto untuk membuka kaos putih pemuda bermata biru itu.</p><p>Setelah bajunya terlepas, Naruto berbaring lagi. Meskipun tubuhnya masih lemas, ia menatap tajam pada Sasuke. Menyiratkan protesnya lagi.</p><p>Well, Sasuke paham benar apa yang Naruto katakan lewat tatapan tajam dari dua bola mata biru itu. Jadi pemuda berambut hitam inipun membuka seluruh pakaiannya, satu persatu. Tak sampai semenit, ia dalam keadaan yang sama dengan Naruto. Tak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh mereka berdua.</p><p>Sasuke mendekat dan mencium Naruto lagi. Kedua tangan berkulit tan itu melingkar di lehernya, telapak tangan pemuda itu menyentuh rambut hitamnya dengan penuh kasih, sekaligus menarik Sasuke untuk ciuman yang lebih dalam. Sesungguhnya Naruto tak pernah keberatan menjadi pihak yang didominasi oleh pemuda ini… toh ia tahu, ini salah satu cara Sasuke untuk mengekspresikan cintanya. Cinta yang sungguh jarang ia katakan. Cinta yang jarang pula ia tunjukkan. Tapi sekaligus cinta yang selalu saja ada untuk Naruto.</p><p>Tangan Sasuke menjelajah lagi. Tangan kirinya meraih punggung Naruto, sedangkan tangan kanannya mulai bermain dengan ‘benda’ Naruto lagi. Tangan pucatnya itu meremas bagian tubuh Naruto yang masih basah itu.</p><p>Naruto ingin sekali mengerang dan mendesah, akan tetapi bibirnya masih bergelut dengan bibir pemuda bermata onyx itu.</p><p>Sasuke seakan tahu apa yang ada di pikiran Naruto. Ia melepaskan bibirnya dari Naruto dan berpindah ke putting kanan pemuda pirang itu.</p><p>“…nh..” Dengan bibir yang bebas, pemuda itu mulai mendesah. Meski begitu, kedua tangannya masih terus mengikuti kepala Sasuke, meremas rambut hitamnya.</p><p>Sembari menjilati dan menggigit-gigit kecil area sensitif di dada Naruto itu, kedua tangan Sasuke mulai bekerja sama. Tangan kirinya melanjutkan pekerjaan sang tangan kanan tadi, sementara tangan kanannya yang telah basah dengan cairan Naruto mulai menyentuh permukaan lubang pemuda itu. Satu jari mulai ia masukkan.</p><p>“Ngh… Sasuke…” Naruto mendesah lagi. Memang tidak sakit, tapi rasanya aneh. Terlebih saat Sasuke mulai menggerak-gerakkan jarinya di dalam lubang itu. Berikut, jari kedua menyusul.</p><p>“Akh!” Naruto memekik.</p><p>Sasuke memperkuat tekanannya pada kejantanan Naruto agar bisa melupakan rasa sakitnya. Sasuke terus menggerak-gerakkan kedua jarinya pada Naruto, dan mempersiapkan jari ketiga.</p><p>Sasuke mencium bibir Naruto lagi, sambil memasukkan jarinya yang ketiga.</p><p>“Mmh…” desah Naruto di sela-sela ciuman mereka.</p><p>Sasuke berusaha menggerakkan jarinya seperlahan mungkin. Ia memang belum pernah merasakan ini sendiri sebelumnya, tapi dari pengalaman pertama mereka yang lalu, ia tahu persis Naruto merasa sakit.</p><p>Dan seharusnya, sakitnya tak akan lama…</p><p>Sasuke terus menjelajah dengan tiga jarinya, mencari suatu tempat yang akan membuat Naruto lupa akan rasa sakitnya.</p><p>“Aakh!!” Naruto menjerit, sekaligus melepaskan dirinya dari ciuman Sasuke.</p><p>Ketemu. Kata Sasuke dalam hati sambil tersenyum tipis.</p><p>Ia pun menyerang titik itu dengan jari-jarinya lagi.</p><p>“G-gah!! T-t-teme, cu-cukup!”</p><p>Sesuai permintaan Naruto, Sasuke berhenti dan mengeluarkan jarinya.</p><p>Sasuke pun menyiapkan diri di depan lubang Naruto. Iapun mulai memasukannya perlahan-lahan. Pelan tapi pasti, menyatukan dirinya dengan Naruto.</p><p>“U-ugh…” Naruto menggigit bibirnya menahan sakit. Jelas, benda yang akan masuk dalam dirinya jauh lebih besar dari tiga jari Sasuke.</p><p>Tanpa sadar air mata mulai mengalir dari kedua matanya. Sasuke menjilat air mata itu dan mengecupi wajah Naruto.</p><p>Ia memasukkan dirinya perlahan-lahan dalam tubuh Naruto. Setelah semuanya masuk, Sasuke diam. Ia hanya menatap Naruto, menunggu persetujuan darinya.</p><p>Narutopun membuka matanya yang sedari tadi tertutup menahan tangis. Mata birunya bertemu pandang dengan mata onyx Sasuke. Sangat lekat.</p><p>Tak perlu kata-kata. Sasuke tahu apa yang Naruto inginkan dari tatapan itu.</p><p>Sasuke menuruti perintahnya. Ia menarik benda miliknya hingga hampir keluar dari lubang Naruto, lalu mendorong masuk dalam satu gerakan.</p><p>“Aaagh!!” Naruto menjerit lagi dengan mata terpejam. Ribuan bintang menari dalam kepalanya.</p><p>Sasuke mundur lagi dan menghentak maju kembali. Maju. Mundur. Maju. Mundur. Begitu seterusnya…</p><p>“…nn-ah! Akh! Aagh!” Desahan dan luapan kenikmatan itu tak berhenti meluncur dari bibir Naruto. Ia tak bisa bertahan menghadapi kenikmatan yang mendera tubuhnya. Ia tak bisa menahan bibirnya untuk tetap terkatup setiap kali benda Sasuke menumbuk prostatnya.</p><p>Sasuke sendiri tak berkata apa-apa, hanya desahan kecil yang sesekali keluar dari bibirnya. Ia memfokuskan dirinya… seluruh tubuh, jiwa dan hatinya, untuk setiap dorongan yang ia lakukan pada Naruto.</p><p>“…S-S-Sas…ke…” panggil Naruto di tengah deraan kenikmatan yang semakin lama semakin bertambah, “…akhh… ak, aku…”</p><p>Ia tak mampu melanjutkan kalimatnya. Tapi Sasuke mengerti.</p><p>Iapun meremas benda milik Naruto.</p><p>“…ng… ah! Sas… Sasuke! Sasuke! S-s-sah… Sasukee!!” Naruto memekik, bersamaan dengan menyemburnya cairan putih dari dalam dirinya.</p><p>Sasuke pun tak bisa menahan dirinya lagi.</p><p>Dinding-dinding bagian dalam tubuh Naruto meremas bendanya dengan kuat.</p><p>“Na… Naruto…” ucapnya saat benih-benihnya menyembur dalam diri Naruto.</p><p>Setelah habis, tubuh pemuda berambut hitam itu kehilangan tenaga. Ia terkulai lemas di atas tubuh Naruto.</p><p>Bulir-bulir keringat menyatu. Mereka saling berbagi desahan napas hangat dan debaran jantung yang tak beraturan.</p><p>Setelah bisa mengatur napasnya, Sasuke mengumpulkan tenaga dan menarik dirinya dari Naruto. Iapun jatuh terbaring di atas ranjangnya, tepat di sisi kiri Naruto.</p><p>Angin semilir bertiup dari pintu kaca yang terbuka. Membawa udara segar bagi paru-paru mereka.</p><p>“…PR-ku… teme…” ucap Naruto pendek, masih dengan napas yang berat. Ia tak mampu mengeluarkan kalimat,’Kalau begini, jadinya aku malas mengerjakan PR-ku, teme…’</p><p>Meskipun hanya dua kata itu yang berhasil keluar dari mulutnya, Sasuke mengerti. Hanya saja, meski mengerti, ia belum tahu harus menjawab apa.</p><p>“…hn.” Balasnya. Simpel, tapi…</p><p>“Apa artinya itu? ‘Hn’ kesayangamu tak akan menyelesaikan masalah!” pekik Naruto sambil mencubit pipi Sasuke dengan gemas.</p><p>Sasuke menarik tangan Naruto dari pipinya.</p><p>“…nanti aku yang tuliskan,” katanya.</p><p>Pemuda bermata biru itu membuang napas panjang…</p><p>“…tak ada gunanya… tulisan kita beda. Dan aku tak mau kalau nanti aku tidak tahu cara mengerjakannya.”</p><p>Kali ini Sasuke tak membalas.</p><p>“…tapi, ada satu hal yang bisa… mm, bukan, harus kau lakukan.” Lanjut Naruto.</p><p>“…hn?” balas Sasuke… entah sejak kapan ‘hn’ bisa menggantikan tugas kata ‘apa’ baginya.</p><p>“Kau harus mengantarku pulang,” kata Naruto, “aku tak mungkin memanjat sampai kamarku dalam keadaan begini!”</p><p>Otomatis Sasuke tersenyum geli.</p><p>Iapun membalas lembut,</p><p>“…pasti kuantar.”</p>cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-58843981444395541862009-06-07T00:32:00.000-07:002009-06-07T00:33:03.007-07:00pristiwa kamar ganti<p>"Aku males ikut yah..." Yuriko menganga dan nutupin mulutnya pakai tangan (masa' pake kaki? mikir tantee..)</p><p>"Waht? Ikut nggak lu!" Tsunade mulai gede kepalanya dan mulai suram: ada setan-setanan di sekelilingnya dan garis-garis hitam berhujaman. Matanya melotot sadis kayak harimau mau nyekek ayam.</p><p>"Kakashi-sensei sama Neji aja kenapa sih!!" Yuriko masih dengan santainya bersiul-siul.</p><p>"TERSERAH KAU LAH!" Tsunade udah kesal 3/4 mati. Istilahnya kalo 4/4 berarti 1, sama dengan mati beneran.</p><p>Yuriko buru-buru hengkang dari kantor Hokage, detilnya via jendela belakang kursinya mbah Tsunade itu lho.</p><p>Sementara pintu dimensi masih terbuka lebar, seperti orang nguap nggak tau kalo nantinya rahangnya nggak bisa nutup lagi, dan pada akhirnya Neji dan Kakashi alias orang-orangan sawah hengkang juga ke "living world" ala Naruto karena takut kena jitakan Yang Muliah Eyang Tsunade yang memang terkenal sadomasokis, sadis doang dengs.</p><p>Sesampainya di "living world"..</p><p><i>Semua kapten di Soul Society : Toya-kun COPYCAT!!</i></p><p><i>Nope! Just kidding! LAGIPULA SAYA BENCI PANGGILAN TOYA-KUN!! Dan juga, BAGAIMANA NASIB CERITA INI SELANJUTNYA, TAICHOU-TACHI!!</i></p><p><i>Hitsugaya : URUSAI!! POKOKE KAU COPYCAT, TOY!!</i></p><p><i>Hitsu-sama kan keyuutt, jangan marah dong..</i></p><p>Maaf sedikit kesalahan, author dibekukan Hitsugaya-sama.</p><p>Dan akhirnya cerita dilanjutkan (sigh).</p><p>- - -</p><p>Sesampainya di "dunia sana"...</p><p>"Kok sepi?" Neji sama kakashi cuma bisa bengong melihat keadaan sekeliling yang emang gila sepinya. <i>Emang si Naruto kemana...</i></p><p><i>(Perhatian: Setting malam hari, sunyi senyap, gegap gempita dan kata-kata lainnya..)</i></p><p>Mereka menyusuri jalan di tengah kegelapan yang merayap. Sesekali terdengar suara kaleng kelontang, suara kucing meong-meong, suara buku jatuh dari rak bertumpuk-tumpuk gedebuk-gedebuk, dan suara orang gila loncat dari atap rumah orang gedubrak!</p><p>Katanya sepi merayap, tapi kok ada pesta disko ya? Ekstasinya dicampur heroin pula.. Iiih, masa' diminumnya pake rebusan ganja? Nggak banget deh.. Anak kecil jangan niru, woi!</p><p>Bohong itu, cuma metafora ironi.</p><p>Sekarang "real condition"nya...</p><p>Kakashi menyusuri jalan yang sepi senyap, gelap sepanjang terawang Neji pake Byakugan, dimana celana dalam seorang cewek yang pake baju item-item nggak keliatan. Lagian di tempat yang lampunya bejibun juga nggak akan keliatan kan? Author memang bodoh yang asal-asalan...</p><p>"Sensei, ada cahaya!!" Neji mempertajam Byakugan-nya dan Kakashi mulai mempertajam matanya. Buat apa pake Sharingan cuma menerawang doang?</p><p>- - -</p><p>"BAJU PATROLI YA? SENANGNYA..." Naruto berteriak kegirangan tanpa jatuh dari kursi goyang, karena emang nggak ada kursi goyangnya. Langsunglah dia lompat-lompat memakai baju patroli itu, beserta tameng dan senapan pula.</p><p>Sasuke, Shikamaru, Gaara, Sai dan Itachi hanya diam membisu dalam hal ini. Apaan sih yang mau dikomentarin?</p><p>Sementara Sakura dan Ino malah teteriakan di kamar ganti. Ino neriakin dada Sakura yang tambah gede, dia bilang nggak rela soalnya Ino itu harus selamanya jadi cewek Konoha paling seksi, sementara Sakura malah megang dada Ino dan bilang breast macam apa ini? Nggak berkualitas, gede isinya angin doang..</p><p>Naruto nguping, ditanyain Sasuke kamu nguping apaan? Terus Naruto ngasih isyarat suruh ikutan nguping juga, dan jadilah mereka berdua jadi korban salah dengar akan pembicaraan keseksian antar wanita yang berakibat perut mual tapi tak kunjung muntah.</p><p>"Sakura! Pinggul loe kok tambah seksi sih! Nggak rela gue!" Ino mencak-mencak di ruang ganti.</p><p>"Apaan sih! Suka-suka dong, Ino-babingepett!!" Sakura mulai memulai pertikaian.</p><p>"Apaan sih, dahi segede lapangan Koshien!" Eh Ino, sebelum meledek harusnya loe tau dulu Lapangan Koshien apaan, babi!</p><p>"Sialan loe! Gue buka beha loe biar tau rasa!" Sakura menyeringai kejam. Sementara Sasuke dan Naruto cuma bisa mual mendengarnya.</p><p>"Silahkan!! Gue telanjangin loe balesannya!!" Ino tambah stress dan panas.</p><p>"GRRRRRRHHHHHH!!" Dan jadilah ruangan itu, tak lupa dua sekawan yang tak pernah akur itu saksi dari saling bugil antara dua kunoichi.</p><p>Naruto yang otaknya terkontaminasi oleh percakapan Ino dan Sakura akhirnya mencoba mengintip via lobang kunci.</p><p>Isinya : Ino memegangi tangan Sakura yang lagi rebahan telanjang bulet dengan seringai serigala mau ngeremes kepala ayam, dan Sakura ngedorong dada Ino yang tengkurepan dengan nafsu mau membunuh. Dan sialnya Ino juga telanjang bulet.</p><p>Naruto teler berat.</p><p>Sasuke udah mual berat tapi nggak bisa muntah, sialnya, udah ninggalin ruangan itu duluan.</p><p>"Sakura!! Dada gue kempot nih!!"</p><p>"Biarin!! Rata sekalian!!"</p><p>Ahahah. Acuhkan saja mereka berdua beryuri ria. (langsung digencet Ino-Sakura)</p><p>- - -</p><p>"Naruto-kuuuuun!! Brengsek loe ngintip segala!! Cowok jablay!! Mesum!! Hentai!! Temennya Makoto di Futari Ecchi!!" Naruto kena gencetan Sakura dan Ino.</p><p>"Tapi kan... Nggak sengaja..." Naruto memakai seratur ribu juta alasan untuk menyangkal, tapi sayang waktunya nggak cukup. Sekarang waktunya... menangkap KID!!</p><p>"Uchiha, kamu periksa dari atas ya..." Yondaime-sama memberi perintah asal jalan.</p><p>"Yang mana? Saya yang cakep apa otouto saya yang paling imut sedunia?" Dan paling ganteng di antara ayam-ayam sedunia, catet tuh, Itachi.</p><p>"Kamu! Adik kamu yang nggak punya muka lagi itu biar sama Naruto aja!!" Yondaime-sama, bukannya Sasuke nggak punya muka, cuma dia masih nahan sakit gara-gara adegan mesum di kamar ganti cewek tadi.</p><p>Sementara yang bersangkutan langsung hengkang cari muka, eh, cari Naruto!</p><p>Dan setelah ketemu Naruto...</p><p>...ternyata Naruto mimisan. Dan tugasnya sekarang adalah membawa Naruto ke tempat bertugas.</p><p>Dan tiba-tiba scene beralih ke beberapa menit setelahnya.</p><p>Apa yang terjadi gerangan?</p><p>Mereka semua sudah menempati posisinya masing-masing. Nggak peduli yang abis sakit perut lah, abis mimisan lah, abis yuri-yurian lah, abis ngorok lah, abis narsis-narsisan lah, abis mainan pasir lah... (ditabok Gaara-sama)</p><p>"Kalian udah tau wujudnya gimana kan?" Yondaime-sama, sersan Minato dan biasa dipanggil Namikaze-taichou berdesis hati-hati di break-breakan.</p><p>"Ya!"</p><p>"Stand by di tempat dan watch out!"</p><p>"Roger!"</p><p>Tak lama kemudian...</p><p>"Langkah kaki..."</p><p>"Ada apa, Sasuke?" Minato berbisik penuh kehati-hatian.</p><p>"Putih-putih..." Sasuke diam.</p><p>"Setan?" Naruto mulai cuap-cuap ngasal.</p><p>Hening sesaat...</p><p>Sweatdropped sesaat...</p><p>"Ninja? Menarik sekali..." Putih-putih itu menggerakkan mulutnya, melontarkan kata-kata dengan rapi.</p><p>Putih-putih itu adalah...</p><p>"Setan bukan?" Naruto bilang sekali lagi meyakinkan.</p><p>Sweatdropped lagi, kali ini beserta iming-iming 'gubrak'.</p><p>Tentu saja bukan, bodoh.</p><p>"Itachi-kun... ini loh yang buat liat keadaan di sekitar adek kamu..." Suara Yumi terdengar dari break-breakan.</p><p>"Oh..." Itachi terdiam sesaat. "CHOTTO MATTE!" Itachi mendadak raut wajahnya berubah serius...sangatt.</p><p>"KAITOU KID!!" Semua berteriak bersamaan.</p><p>"Teme...kau curang..." Naruto mengepalkan tangannya kesal.</p><p>"Daripada itu, cepatlah kau bantu aku, dobe..." Sasuke mulai kesal juga.</p><p>"Kagebunshin no Jutsu!! Hegh, kemana perginya?" Naruto pundung.</p><p>"Kalian pikir tidak ada orang lain yang bisa 'Shunshin no Jutsu' selain ninja, hah?" Kid mendadak sudah di jendela. "Aku mau ngasih fanservice dulu, baibai..."</p><p>Mereka berdua hanya sweatdropped.</p>cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-1077566825753800662009-06-04T04:07:00.001-07:002009-06-04T04:07:58.669-07:00naruto mimpi basah part 2<p align="center"><b>Mimpi Basah Naruto</b></p><p>Siang hari yang begitu panas, tampaklah seorang pemuda sedang berlatih sndirian di sebuah lapangan. Lapangan itu merupakan tempat latihan teamnya dulu.</p><p>“Ahhh, capek sekali hari ini. Sasuke seandainya kamu ada di sini, kita bisa berlatih bareng. Sakura juga sibuk dengan jabatan susternya sekarang. Aku jadi sendirian” gumam Naruto yang sedang duduk dibawah pohon rindang.</p><p>Naruto melepaskan kaos hitam yang basah. Angin sepoi-sepoi terasa sangat menyejukkan tubuh Naruto yang kekar. Dia kemudian berbaring dan memandangi birunya langit. ‘Sungguh enak beristirahat di bawah pohon rindang ini’ pikir Naruto.</p><p>Naruto tidak menyadari, ada seseorang yang mengamati dia sejak awal latihan sampai dia beristirahat di bawah pohon rindang itu. Gadis yang berambut panjang berwarna biru tua dan bermata lavender.</p><p>Saking keenakan akan hembusan angin sepoi-sepoi, membuat Naruto tertidur. Lima menit dalam tidurnya, Naruto mulai masuk ke alam mimpinya. Gadis itu mengamati Naruto yang tak bergerak. ‘Naruto-kun sedang apa ya? Kok dia tidak berkutik. Apa jangan-jangan dia pingsan?’ gadis itu khawatir terhadap Naruto.</p><p>Dengan inisiatif sendiri gadis itu mendekati Naruto. Dia mulai melihat Naruto yang bertelanjang dada. ‘Naruto-kun, dada kamu sangat bidang. Otot-otot kekarmu terpampang diseluruh dadamu’ pikir gadis itu. Entah setan apa yang merasuki gadis itu. Gadis itu mulai berbaring di samping Naruto.</p><p>Tiba-tiba Naruto mulai memeluknya dengan sangat erat. Kepanikan mulai tampak pada gadis itu ‘ohh tidak, Naruto-kun memeluk aku. Gimana nih, aku jadi nggak bisa bergerak. Kalau aku bergerak sedikit pasti Naruto-kun akan bangun. Mesti gimana nih?’ gadis itu mulai berpikir tapi akhirnya pasrah dengan keadaan seperti itu.</p><p>10 menit tidak menggerakkan posisinya, napas Naruto yang terengah-engah didengar gadis itu. ‘Naruto-kun sesak napas apa ya?’ pikir gadis itu. Tanpa disadari tangan Naruto memegang buah dada sebelah kiri dari gadis itu yang masih tertutup jacket abu-abunya dengan tangan kanan Naruto.</p><p>Gadis itu terkesiap, ‘huh apa ini, Naruto-kun jangan’ gumam gadis itu dengan mengerjap-ngerjapkan matanya.</p><p>Naruto bergumam dalam tidurnya “Hinata-chan jangan pergi, aku tidak merasa terganggu kok”.</p><p>Gadis itu kaget ‘apa? Apa yang tadi Naruto-kun katakan? Aku tidak percaya. Apa dia pura-pura tertidur? Tapi kalau melihat dia. Dia memang dalam keadaan tertidur. Oh KAMI tolong jangan sampai terjadi sesuatu disini’.</p><p>‘Naruto-kun pasti sedang bermimpi tentang aku’ pikir gadisku dengan mencoba mengangkat tangan Naruto yang berada di atas buah dadanya sebelah kiri.</p><p>Tapi tangan Naruto tidak dapat dipindahkan oleh gadis itu. Malah cengkraman Naruto di dada gadis itu semakin keras. Keadaan ini membuat gadis itu terbuai dalam nafsunya. Gadis itu mulai terengah-engah. ‘Heh-heh-heh, oh gawat aku merasakan ada sesuatu yang ingin keluar. Oh, tidak jangan sekarang’ pikir gadis itu dan”Ughhh, mmhhm esshh” gadis itu mulai melenguh keenakan. Ternyata gadis itu telah mencapai puncak klimaks.</p><p>Memang aneh untuk gadis itu. Baru pertama kalinya dia merasakan sensasi yang luar biasa. Dia merasakan ada cairan yang keluar di alat kelaminnya. ‘Perasaan apa ini? Apa sih yang sebenarnya dimimpikan Naruto-kun’ pikir gadis itu dengan tampang muka yang puas dan bermerah-merah ria di raut wajahnya.</p><p>Apa yang dimimpikan Naruto? Mari kita saksikan mimpinya Naruto.</p><p>Awal mimpi Naruto, Naruto sedang berjalan untuk makan ramen. Sampailah dia ke Ichiraku ramen dan memesan seperti biasa makanannya. Teuchi langsung memberikan makanan yang telah dipesan Naruto.</p><p>Selesai makan ramen, dia langsung menuju ke kamar apartemennya. “Enak sekali nih, abis latihan, makan ramen. Abis makan ramen, aku pulang and mandi air panas dan langsung tidur siang” gumam Naruto.</p><p>Selesai mandi, Naruto mendengar ketukan di pintu apartemennya. “sebentar aku bukain” jawab Naruto.</p><p>Naruto yang masih mengenakan handuk yang menutupi dari perut sampai dengkul membukakan pintu. “Hei Hinata-chan, ada apa? Silahkan masuk” Naruto menyapa Hinata dan mempersilahkan masuk.</p><p>Hinata memandang Naruto dengan bersemu merah dan berkata “gomenasai Naruto-kun jika mengganggu acara kamu mandi”. Hinata tahu Naruto telah menyelesaikan mandinya, karena terlihat butir-butir air yang mengalir di dada bidang Naruto. Hinata segera mengambil langkah untuk pergi.</p><p>“Hinata-chan jangan pergi, aku tidak merasa terganggu kok” Naruto menahan Hinata dengan tangan yang tadinya memegang handuk dan menariknya kedalam. Ini membuat Hinata jadi tidak bisa menyeimbangkan diri setelah tarikan dari Naruto. Akhirnya Hinata jatuh menimpa badan Naruto yang bertelanjang bulat. Handuk Naruto terlepas setelah tangan yang memegang handuk tadi melepaskan pegangan handuknya untuk menarik Hinata.</p><p>Kedua-duanya saling bertatap mata. Keduanya seperti terasuki nafsu yang harus dipenuhi. Posisi Hinata yang berada di atas Naruto tidak berubah. Naruto membelai rambut Hinata dan Hinata tanpa rasa takut mulai mencium Naruto di bibir.</p><p>Ciuman yang penuh nafsu dirasakan oleh kedua-duanya. Naruto membalas ciuman itu dengan lumatan. Hinata mulai membuka bibirnya untuk menerima lidah Naruto. Lidah mereka saling bertautan sekarang. Mereka telah merasakan birahi yang tinggi.</p><p>Naruto merasakan dalam posisi seperti ini kurang puas, kemudian dia membalikkan posisinya. Sekarang Naruto berada di posisi atas tubuh Hinata yang masih berpakaian lengkap.</p><p>Naruto mengikuti instink sex-nya. Naruto melepaskan ciuman tadi dan mulai mencium leher Hinata.</p><p>Hinata melenguh “Ouhh, Naruto-kun. Ahhh”. Hinata mulai meraba punggung Naruto.</p><p>Selagi dia mencium leher Hinata, Naruto mencari resleting jaket Hinata. Setelah menemukan resleting itu, Naruto mulai menariknya pelan, turun, dan akhirya terlepas. Naruto menarik lepas jaket Hinata.</p><p>Ternyata Hinata tidak menggunakan dalaman apa-apa lagi. Terpampanglah bukit Hinata yang sudah tumbuh.</p><p>Ciuman Naruto kini turun ke bukit kembar Hinata. Sekali lagi Hinata mulai melenguh “Ouch hess hemm, emhh eshh”.</p><p>Naruto terus merangsang Hinata dengan ciuman di kedua buah dadanya. Tangan Naruto kini mencari kaitan kunci di celana jins Hinata dan menarik turun resleting Hinata. Akhirnya Naruto melepaskan celana panjang itu.</p><p>Naruto melepaskan ciuman di buah dada Hinata dan kini melihat tubuh Hinata yang telanjang tanpa sehelai benangpun.</p><p>Hinata merasa malu setelah melihat tampang Naruto yang terus memandangi tubuhnya. Naruto masih terus mengikuti instink sex-nya. Naruto mulai menciumi perut Hinata, terus kebawah sampai ke bagian G-Spot Hinata dan “Esshhh Naruto jangan berhenti, tteeeerruuussss eeesssshhh”.</p><p>Tangan kanan Naruto mulai meremas bagian kiri buah dada Hinata, sedangkan tangan kirinya memegang kedua kaki Hinata untuk terus mengangkang.</p><p>Vagina Hinata mulai bertambah basah dan basah, seketika terdengarlah suara lenguhan hebat “Ahhh Naruto aaaakkkuuu kelll- Shhhss Achhhs ssshhh”. Hinata menjambak rambut Naruto dan melepaskan jambakannya lalu lemas.</p><p>“Hinata kamu puas?” tanya Naruto.</p><p>Hinata hanya mengangguk. Tangan Hinata kini meraih kejantanan Naruto. Karena tidak sampai. Naruto menarik tubuh Hinata untuk duduk berhadapan. Naruto kini bersandar ke pintu apartemen yang belum tertutup. Mereka tidak memperdulikan pintu itu dari tadi. Mereka telah diliputi hawa nafsu yang besar. Hinata sekarang bisa menyentuh Kejantanan Naruto yang berdiri tegak. “Besar ya Naruto-kun” Ekspresi muka Hinata kaget.</p><p>Hinata menggenggam batang itu dengan kedua tangannya dan mulai menggerakkan naik turun. “Ahhh Hinnnaaattta-cchhhannn” Naruto merasa keenakan dan darah sekarang mulai berkumpul di kejantanan Naruto.</p><p>Hinata kemudian mencoba untuk menjilat batang itu “Emmhhh Hinnnaatttaaa”. Hinata lalu mengulumnya dengan ragu-ragu. Naruto sekarang merasa tambah enak, kedua tangannya membelai rambut Hinata dan menekan kepala Hinata untuk terus mengulum batangnya itu.</p><p>Tidak lama kemudian Hinata melepaskan tekanan tangan Naruto. Narto merasa kecewa, karena dia belum meraakan climax. Sekarang mata Hinata menatap mata Naruto. Mereka berciuman penuh nafsu kembali. Saling melumat lidah dan bibir.</p><p>Naruto melepaskan ciumannya dan merebahkan Hinata kembali. Dengan kedua tangannya, Naruto melebarkan kaki Hinata. Memposisikan penisnya di selangkangan Hinata.</p><p>“Hinata kamu sudah siap?” tanya Naruto untuk memastikan.</p><p>Hinata dengan perasaan takut dan malu menganggukkan kepalanya.</p><p>Naruto mulai mendekati kepala penisnya ke arah lubang vagina Hinata yang masih sempit berwarna merah itu. Ketika hendak menekankan penisnya ke vagina Hinata, terlihat oleh Naruto ada wajah yang memberikan tampang killer intent ke Naruto.</p><p>“Naruto kamu ngapain disini bersama Hinata?” Suara itu keras dan menggelegar.</p><p>“Ehh Sakura-chan sa-sa-“ Ucapan Naruto terhenti oleh pukulan Sakura.</p><p>“Sakura-chan ampyunn” Naruto teriak dalam mimpinya.</p><p>“Naruto-kun ada apa?” Hinata mulai membangunkan Naruto.</p><p>Naruto bangun dengan kaget dan duduk. Badannya tertutupi oleh air keringat yang terus keluar.</p><p>“Huh-huh-huh, apa cuman mimpi untung saja” Naruto memandang kelapangan yang hijau dan panas.</p><p>“Kamu sedang mimpi apa- Naruto-kun?” tanya Hinata yang sekarang jaketnya sudah terbuka.</p><p>“Eh Hinata-chan,sejak kapan kamu ada disini?” Naruto tidak menjawab pertanyaan Hinata.</p><p>Hinata terus menjelaskan, kenapa dia ada disitu. Dengan muka yang memerah dia bilang “Naruto, itu kamu besar ya, dan celana kamu basah tuh” Hinata menunjuk ke arah selangkangan Naruto yang menonjol dan basah.</p><p>Naruto segera menutupinya dengan baju hitamnya. “Hinata-chan jangan cerita ke siapa-siapa ya. Jadikan ini rahasia kita berdua”.</p><p>Naruto sekarang juga memandang ke Hinata, terutama celana jinsnya Hinata. “Hinata kamu climax juga ya, tehehehe” pandangan Naruto tidak berubah dari celana jinsnya Hinata.</p><p>“Hmm Naruto-kun dah jangan melihati terus. Aku malu” Hinata menutupi bagian yang basah dengan kedua tangannya.</p><p>Tau-tau Naruto mendekati muka Hinata dan mencium bibir Hinata. Lima menit kemudian Naruto melepaskan ciumannya untuk mengambil napas. “Hinata aku sayang kamu. Mau nggak kamu jadi pacar aku?” tanya Naruto dengan wajah puppy love.</p><p>“Hmm, pasti Naruto. Aku mau jadi cewek kamu” jawab Hinata dengan muka merah dan perasaan senang.</p><p>“Kalau begitu kita ngedate sekarang. Gimana kalau kita ke Ichiraku ramen?” ajak Naruto.</p><p>“Dengan celana seperti ini, Naruto-kun? Aku malu” jawab Hinata.</p><p>“Tenang-tenang kita keringin dulu celana kita terus kita makan siang bareng ya” kata Naruto dengan tampang seneng banget.</p><p>Akhirnya setelah celana kering mereka jalan bareng ke Ichiraku ramen. ‘gara-gara mimpi basah, aku jadian ama Hinata’ pikir Naruto</p><p>Finish</p>cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8786900594431019738.post-40582609822042288482009-06-04T04:03:00.000-07:002009-06-04T04:05:29.293-07:00naruto mimpi basah part 1<p align="center"><b>Kawaii Kitsune Mencari Cinta</b></p><p>Naruto Uzumaki adalah seorang uke yang tinggal sendirian di apartemen kecil di kota Konoha. Umurnya sekitar 16 tahun, matanya biru indah seperti lautan menghiasi wajahnya yang imut seperti anak-anak, rambutnya pirang acak-acakan terlihat natural, postur tubuhnya yang mungil untuk anak seusianya membuat orang ingin memeluknya, bokongnya yang terlihat padat dan lembut merangsang setiap seme yang bertemu dengannya. Pokoknya uke T-O-P deh! Tetapi dia masih belum pernah mempunyai pacar. Lebih tepatnya, dia sama sekali belum pernah merasakan yang namanya cinta antara kekasih.</p><p align="center"><b>xoxoxo</b></p><p>Pagi hari di apartemen Konoha, Naruto terbangun dari tidurnya dengan wajah shock.</p><p><i>‘O mai got!! Basah-basah apa ini? Masa sih aku mengompol? Jangan-jangan…</i>’</p><p>Naruto lalu melihat cairan yang di bawah celananya, cairan itu bewarna bening. Naruto lalu menjilatinya.</p><p><i>‘Hmm ga ada rasanya….sedikit manis sih. Eeh!? Tunggu dulu! Berarti aku mimpi basah!! Untuk pertama kalinya! Horee!!’</i></p><p>Naruto senyum-senyum sendiri kaya orang gila. Senang merasa dirinya sudah dewasa.</p><p><i>‘Hahaha ternyata mimpi basah itu menyenangkan yah! Nikmat sekali, walaupun lengket dan basah. Tapi…tadi malam aku mimpi apa yah? Perasaan cuma mimpi kalau bokongku dimasukkan adik kecil, tetapi aku ga mimpiin orang yang jadi seme-ku…..O, iya aku kan belum punya pacar!! Huaaa!!’</i></p><p>Naruto lalu guling-gulingan di tempat tidurnya, kesel-kesel sendiri, merasa kesepian dan butuh perhatian. Ia ingin mencicipi kenikmatan yang nyata.</p><p><i>‘Kalau begitu aku akan mencarinya! Aku akan mencari seorang seme yang tulus mencintaiku! Lalu kami akan melakukan seks! Setelah itu aku pun akan mendapatkan kenikmatan seperti saat aku mimpi basah! Hehehehe aku udah punya ide yang bagus…’</i></p><p align="center"><b>xoxoxo</b></p><p>Konoha Love Bulletin, majalah tipis mingguan kota Konoha yang berisi tentang tips cinta, tempat kencan favorit minggu ini, pengalaman cinta seseorang, dan lain-lain yang berhubungan dengan cinta di kota Konoha. Termasuk kotak jodoh. Di kotak jodoh itu tertulis, nama samaran, umur, berat dan tinggi badan, e-mail atau nomor lain yang bisa dihubungi, dan tipe yang dicari. Dan di situ Naruto mempromosikan dirinya…</p><p>Kawaii Kitsune</p><p>Tinggi badan: 162cm</p><p>Berat badan: 40kg</p><p>Konohalive id: kawaiikitsune</p><p>Dicari: Seme yang baik dan sedang butuh uke</p>cerita sex animehttp://www.blogger.com/profile/08902187149223607307noreply@blogger.com1