Minggu, 07 Juni 2009

What is Love 2nd slice

2nd slice: 1991

-YAOI ALERT!!!-

Satu jam lalu kita masih berada diatas panggung, mempersembahkan penampilan perdana, menunjukkan kelahiran sebuah band yang akan merubah dunia. Itu adalah performance yang sempurna, mereka puas, kau sangat puas. Aku yakin kau pasti bahagia. Kau melempar pic bass-mu, pero melempar stick drum-nya. Kita tersenyum lebar, tertawa satu sama lain. Sorakan dan teriakan penonton menambah semangat kita. Kita berada dijalur yang benar tetchan.

Tapi kini, kesunyian mengelilingi kita. Bukan di live house kecil itu, tapi di apartement hangat milikmu. Hanya aku dan kau tetchan, berdua.

Kau terlihat sangat cantik, dan aku tidak bisa memandang ke arah lain, mataku hanya tertuju pada wajah cantikmu, bagaimana mungkin aku melewatkan pemandangan indah ini tetchan? Senyum menghiasi wajah cantikmu, tersenyum dalam ketidaksabaranmu akan gairah, wajah yang sempurna.

Bibir kita bertemu. aku bisa merasakan kau bergetar di bawahku, tubuhmu bergetar meminta lebih dan lebih. Getaran tubuhmu membuatku semakin merasa panas tetchan, aku juga ingin lebih, aku ingin merasakanmu sepenuhnya… Ciuman lembutmu, ciuman penuh dahaga, kau mendesah penuh hasrat setiap kali lidah kita bertaut. Ini adalah sesuatu yang baru bagi kita berdua, tapi kau tampak sangat menginginkannya, begitu juga dengan aku, jadi aku tidak keberatan, kita tidak boleh berhenti.

Saat kita berciuman, merasakan sensasi memabukkan itu penuh gairah, dengan mata tertutup dan tubuh bergesekan satu sama lain, tanganku menemukan sesuatu, sebuah botol, aku tidak yakin apa itu, aku membukanya tidak sabar, mengeluarkan isinya, cairan yang lembut dan licin, aku tersenyum, mencumbu leher putihmu, memberikan tanda disana, cairan ini bisa kugunakan. Aku menelusuri jariku pada tubuhmu, menggerakannya perlahan penuh gairah saat mulai membuka jalan masuk ke dalam tubuhmu seraya membisikkan kata-kata lembut ditelingamu, kata-kata sayang penuh cinta, kau begitu berharga untukku tetchan. Aku mengulumnya sesekali, meminta ijin dari kau malaikatku. Aku tersenyum ketika kau mengangguk, maka aku memasukkan jariku kedalam, perlahan sambil mengamati wajahmu. Saat kau mendesah, wajahmu penuh dengan rasa terkejut dan juga kenikmatan. Oh, kau semakin cantik sekarang tetchan.

Aku menggerakan jariku keluar masuk, berkali-kali secara perlahan, insting yang menuntunku melakukan hal yang sama sekali belum pernah kulakukan, menekan jariku semakin kedalam untuk mempersiapkanmu menuju kenikmatan. aku menyukai reaksimu, ekspresimu, suara serak yang keluar dari bibir merahmu, keringat yang membuat wajahmu terlihat bercahaya. Kau sangat cantik, kau sempurna.

Saat menarik jariku, kau melenguh, ekspresimu bertanya. Tersenyum aku menciummu penuh hasrat, bertanya sekali lagi apa kau yakin, dan kau menganguk, tanganmu bergetar saat memegang bahuku, menariknya untuk memberi ciuman, ciuman yang lebih bergairah dibanding ciuman-ciuman kita sebelumnya. Saat kita berbagi ciuman itu, aku -yang tidak percaya Tuhan- berdoa agar aku tidak menyakitimu.. dan aku memasukkan diriku dalam dirimu, bersatu dengan tubuhmu. Aku menekan tubuhku perlahan, kau mengerang, mendesah saat aku semakin jauh masuk ke tubuhmu, kenikmatan tercipta, bukan hanya milikmu tapi milik kita berdua.

Aku berhenti, memberi ciuman-ciuman hangat di bibirmu, memberimu kesempatan untuk bernafas. Matamu tertutup, bintik-bintik keringat mulai membahasi tubuhmu, membuat kulitmu bersinar di tengah remangnya sinar. aku menunggu, dipenuhi hasrat ketidaksabaran, tapi aku akan tetap menunggu sampai kekasihku siap, lalu kau kemudian menggumamkan desahan serak meminta lebih, tersenyum aku menurut, mulai menggerakan tubuhku masuk dan keluar, seperti yang jariku lakukan sebelumnya, dan aku bergetar lebih hebat disetiap gerakan pinggulku, bergerak lebih cepat, diiringi desahan pelan dari bibirmu yang kini berada di mulutku.

Awalnya, gerakan kita lembut dan perlahan, diiringi ciuman lembut penuh hasrat, belaian hangat jemariku pada kulitmu, bibirmu, lehermu, dadamu, perutmu. Manis dan lembut. Tapi kemanisan dan kelembutan itu dengan cepat berubah menjadi nafsu, hasrat, dahaga untuk meminta lebih, ciuman penuh gairah, erangan keras dari bibirmu, desahan penuh kenikmatan dari bibir basahku, membuat gerakanku semakin cepat, sekeras yang aku bisa, berteriak penuh hasrat saat mencapai titik sensitifmu.

Dan kau menemukan kenikmatanmu, mengerang, berteriak, berdesah, meremas bahuku dengan kuatnya. Dan pada saat yang bersamaan aku juga mendapatkan sensasi itu, aku mengerang pelan, menyebut namamu, mencium lembut bibirmu. Kenikmatan itu terasa sempurna bagi kita berdua, semanis cinta kita. Kau memelukku erat, berbisik pelan “doiha.. aishiteru”

Aku menarik tubuhku, terkulai lemas disampingmu, bernafas berat, dengan tubuh masih bergetar, kau membelai rambutku, lalu memelukku hangat penuh kasih sayang, tanganmu melingkar dipinggangku seolah tidak ingin melepaskannya. Aku memandangmu, matamu tertutup tapi wajahmu dihiasi rasa puas, tersenyum lembut penuh kebahagiaan, aku belum pernah melihat wajahmu sebahagia itu.

Tapi aku yakin, ekspresi yang sama juga menghiasi wajahku.

Aku mengecup keningmu, mempererat pelukanku dan berbisik lembut “aku juga mencintaimu tetchan.. sangat mencintaimu..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar